Suara.com - Harga minyak dunia terpantau naik sejak Rabu (5/10/2022) menyusul keputusan OPEC+ yang menyetujui pemotongan produksi hingga 2 juta barel per hari. Lalu apakah kenaikan harga minyak dunia bikin BBM makin mahal? Pemerintah memang tetap memberlakukan subsidi yang sama untuk Pertalite dan Solar.
Namun, untuk BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo kenaikan harga mungkin terjadi. Namun lonjakan tersebut belum tercium hingga kini.
Seperti diketahui pemotongan produksi ini menjadi yang paling besar sejak Pandemi Covid-19 melanda pada 2020 silam. Pada bursa perdagangan sejak Rabu, harga minyak Brent terpantau USD 93,37 per barel atau sudah naik 1,7 persen dibandingkan hari sebelumnya. Harga minyak Brent juga diperkirakan bisa mencapai USD 100 per barel di bulan Desember 2022 mendatang.
Sebelumnya OPEC+ setuju untuk memangkas produksi setelah harga minyak turun di tengah ancaman resesi global 2023 mendatang. Pemotongan ini diharapkan mampu mengembalikan harga minyak yang sempat anjlok.
Penurunan produksi juga dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan bank di Amerika Serikat dan negara adikuasa lainnya. Keputusan ini ditentang oleh Amerika Serikat karena khawatir harga bensin di sana akan naik.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia juga memangkas produksi minyak untuk mengimbangi efek negatif dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat atas tindakan Moskow di Ukraina.
Di Indonesia, kenaikan harga BBM sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara soal kenaikan harga BBM ini. Utamanya soal hubungan antara harga minyak dunia dengan harga BBM di Indonesia.
"Kami terus mengalami perhitungan dengan harga ICP yang turun ke USD 90 sekalipun maka subsidi masih akan besar," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.
Namun demikian, subsidi minyak masih berada di USD 98,9 meskipun harga minyak turun hingga USD 90 per barel. Pasalnya harga minyak dunia rata-rata sejak awal tahun (year-to-date/ytd) masih berada di level USD 97 per barel.
Baca Juga: OPEC Plus Sepakat Pangkas Produksi 2 Juta Barel, Harga Minyak Dunia Melesat
"Dengan perhitungan ini maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu disampaikan di media dari Rp502 triliun tetap akan naik. Tidak menjadi Rp698 triliun namun Rp653 triliun," jelasnya.
Namun, jika rata-rata harga minyak dunia turun ke angka USD 85 per barel subsidi yang digelontorkan pemerintah menjadi Rp640 triliun, dan jika harga minyak di atas USD 100 total subsidinya menjadi Rp649 triliun.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Harga Minyak Dunia Kembali Panas, Kini Tembus Level USD94/Barel
-
Harga Minyak Mentah Turun, DPR RI Minta Harga BBM Bersubsidi Disesuaikan
-
Arab Saudi Bantah Tuduhan Kolusi dengan Rusia Terkait Harga Minyak, Joe Biden Ngambek
-
Apa Itu Minyak Makan Merah? Disebut Bisa Gantikan Minyak Goreng Curah
-
OPEC Plus Sepakat Pangkas Produksi 2 Juta Barel, Harga Minyak Dunia Melesat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025