Suara.com - Sama seperti deretan negara lain yang ingin menangguk keuntungan dari perayaan Halloween meski itu bukan budayanya, Korea Selatan atau Korsel telah menyiapkan sejumlah perayaan untuk merayakan festival panen kuno asal Amerika tersebut.
Sayangnya, tragedi Itaewon yang menyebabkan kematian 151 orang setelah berdesak-desakan di gang sempit pada Sabtu (29/10/2022), membatalkan semua perayaan Halloween di Korsel. Pemerintah bahkan telah menetapkan hari berkabung nasional mulai Minggu hingga Sabtu mendatang untuk menghormati para korban dalam tragedi Itaewon.
Dilansir dari Yonhap News, Festival OneAsia Busan yang dijadwalkan Minggu malam (30/10/2022) di kota selatan Busan, yang rencananya akan mengundang sejumlah bintang K-pop dan dihadiri hampir 40.000 penonton, telah dibatalkan.
Taman hiburan bertema Lego, Legoland, yang terletak di Chuncheon, 75 kilometer timur Seoul, pun mengumumkan pihaknya telah membatalkan festival Halloween.
Begitu juga dengan sebagian besar toko di seluruh negeri telah membatalkan acara Halloween dan menghapus dekorasi serta poster yang mempromosikan acara tersebut.
Selama bertahun-tahun mendatang, Halloween yang sejatinya menjadi upaya seluruh industri untuk meningkatkan angka penjualan tahunan dengan promosi dan acara bertema, tampaknya akan dikaitkan dengan insiden mematikan di Korsel.
Dan tentu saja ini menjadi berita buruk bagi para pemilik bisnis di negeri Gingseng tersebut. Tak hanya pemilik bisnis kecil, tapi juga mungkin konglomerasi besar.
Melansir dari Koreatimes, Lotte dan Shinsegae adalah dua di antara banyak konglomerat lokal yang membatalkan semua acara yang berkaitan dengan Halloween.
"Kami telah membatalkan semua acara yang berkaitan dengan Halloween, agar tidak menjadi pengingat yang menyakitkan bagi para korban dan keluarga mereka," kata seorang pejabat salah satu operator rantai ritel utama negara itu.
Baca Juga: Bukan Hanya Pesta Helloween, Ini 5 Kebijakan Sekuler Pangeran MBS: Izinkan Pakaian Bikini di Pantai
"Kami telah diperintahkan untuk menurunkan instalasi dan spanduk yang merayakan festival serta mengeluarkan produk dari rak," tambahnya lagi.
Parade, pesta kostum dan pertunjukan musik, serta pertunjukan budaya semuanya dibatalkan.
"Tidak ada perusahaan yang berani mengangkat Halloween dalam konteks acara komersial setidaknya selama beberapa tahun," kata pejabat itu lagi, karena ini adalah tragedi yang akan menghantui banyak orang selama sisa hidup mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Industri Biomassa Gorontalo Diterpa Isu Deforestasi, APREBI Beri Penjelasan
-
BEI Umumkan IHSG Sentuh All Time High Pekan Ini
-
Apakah Indonesia Pernah Redenominasi Rupiah? Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
SVLK Jadi Benteng Hukum Lawan Tuduhan Deforestasi Biomassa di Gorontalo
-
Terminal IC Bandara Soekarno-Hatta Kembali Beroperasi 12 November, Khusus Penerbangan Citilink