Suara.com - Tidak selamanya Bitcoin dipandang sebelah mata oleh masyarakat dalam melakukan transaksi. Di beberapa negara, Bitcoin justru dipuja-puja sebagai penyelamat.
Salah satu negaranya yaitu Lebanon yang masyarakatnya lebih memilih Bitcoin ketimbang Pound Lebanon dalam melakukan transaksi imbas dari krisis keuangan setelah perang berkepanjangan.
Penduduk Lebanon, Gabriel mengaku, lebih senang menggunakan Bitcoin, setelah para perbankan menutup layanannya hingga dilarang menarik uang dari ATM.
"Saya akan kehilangan sekitar setengah dari nilainya. Itulah mengapa saya melihat bitcoin, itu adalah cara yang baik untuk mendapatkan uang dari luar negeri," ujarnya seperti dikutip CNBC, Senin (7/11/2022).
Dengan Bitcoin, Gabriel bisa mendapatkan penghasilan dan bisa membeli kebutuhan sehari-hari. Dia justru mendapatkan bitcoin senilai USD5 dengan membuat video pendek.
"Ketika saya dibayar dari pekerjaan arsitektur saya, saya menarik semua uang saya," kata dia.
CNBC pun berbicara dengan banyak penduduk setempat, banyak di antaranya menganggap cryptocurrency sebagai penyelamat untuk bertahan hidup. Beberapa menambang token digital sebagai satu-satunya sumber pendapatan mereka saat mereka mencari pekerjaan.
"Bitcoin benar-benar memberi kami harapan. Saya lahir di desa saya, saya telah tinggal di sini sepanjang hidup saya, dan bitcoin telah membantu saya untuk tinggal di sini," ucap dia.
Sikap Gabriel bukan tanpa alasan, pasalnya Mata uang Lebanon telah kehilangan lebih dari 95% nilainya sejak Agustus 2019, upah minimum juga anjlok dari USD450 menjadi USS17 per bulan.
Baca Juga: Ini Penjelasan Mengenai Investasi Bitcoin yang Perlu Diketahui
Sedangkan, tingkat inflasi tiga digit Lebanon diperkirakan akan menjadi yang kedua setelah Sudan, dan saldo rekening bank hanyalah angka di atas kertas.
"Tidak semua orang percaya bahwa bank-bank itu bangkrut, tetapi kenyataannya memang demikian," kata Ray Hindi, CEO perusahaan manajemen yang berbasis di Zurich yang didedikasikan untuk aset digital.
"Situasinya tidak berubah sejak 2019. Bank membatasi penarikan, dan simpanan itu menjadi IOU. Anda bisa saja mengeluarkan uang Anda dengan potongan 15%, kemudian 35%, dan hari ini, kami berada di 85%," lanjut Hindi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya