Suara.com - Harga minyak dunia anjlok sekitar USD3 pada perdagangan hari Senin, terseret penguatan dolar AS, sementara melonjaknya kasus virus corona di China menambah hancir harga minyak mentah dunia.
Mengutip CNBC, Selasa (15/11/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD2,85, atau 3 persen, menjadi USD93,14 per barel setelah melesat 1,1 persen pada sesi Jumat.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermedite, melorot USD3,09, atau 3,47 persen menjadi USD85,87 per barel setelah melambung 2,9 persen pada sesi sebelumnya.
Jumat, harga komoditas menguat setelah Komisi Kesehatan Nasional China menyesuaikan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian Covid untuk mempersingkat waktu karantina bagi kontak dekat kasus dan pelancong yang datang.
Tetapi kasus Covid-19 meningkat di China selama akhir pekan lalu, dengan Beijing dan sejumlah kota besar lainnya, Senin, melaporkan rekor infeksi.
"Lonjakan kasus COVID hanya akan menyebabkan lebih banyak penguncian dalam waktu dekat, untuk saat ini China bukan sumber dukungan bullish untuk kompleks perminyakan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Dolar AS juga menguat terhadap euro dan yen, ketika investor bersiap untuk potensi kenaikan suku bunga Federal Reserve setelah penyusun kebijakan mengatakan terlalu banyak yang dibuat dari data inflasi Amerika yang lebih dingin minggu lalu.
Apresiasi dolar membuat komoditas berdenominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani minyak dan aset berisiko lainnya.
Sementara itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC), memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini dan 2023, dengan alasan gejolak ekonomi.
Baca Juga: China Jadi Biang Kerok Amblesnya Harga Minyak Dunia
Pasokan domestik AS juga terus meningkat. Produksi minyak di Permian Texas dan New Mexico, cekungan shale-oil terbesar Amerika, akan naik sekitar 39.000 barel per hari (bph) ke rekor 5,499 juta bph pada Desember, tutur Badan Informasi Energi (EIA), dalam laporan produktivitasnya, Senin.
Secara terpisah, Menteri Keuangan AS Janet Yellen, Jumat, mengatakan India dapat terus membeli minyak Rusia sebanyak yang diinginkan, termasuk dengan harga di atas mekanisme pembatasan harga yang diberlakukan G7, jika India menghindari asuransi, keuangan, dan layanan maritim Barat yang terikat oleh pembatasan tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
7 Pekerja Masih Terjebak di Tambang Bawah Tanah Freeport, ESDM Sebut Butuh Waktu 30 Jam
-
Setelah Jeblok, IHSG Akhirnya Bangkit Setelah Kekhawatiran Menkeu Baru Mereda