Suara.com - Dalam rangka memenuhi target 23% bauran energi terbarukan di bawah Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah telah merencanakan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas mencapai 3,61 GW hingga 2025.
Mengingat hanya 154 MW yang saat ini terpasang, target ambisius ini membutuhkan partisipasi dari semua pelaku industri dalam mendorong investasi pemasangan PLTS atap, termasuk untuk bangunan dan fasilitas BUMN (742 MW), bisnis (624,2 MW), rumah tangga (648,7 MW), pelanggan sosial PLN (68,8 MW), dan instansi pemerintahan (42,9 MW).
Untuk mendukung pemerintah mewujudkan target tersebut, Climate Policy Initiative (CPI) telah mengumumkan peluncuran Fasilitas Akselerator Investasi PLTS Atap pada BNEF Summit di Bali.
Menanggapi masalah utama tingginya persepsi risiko yang telah menghambat pertumbuhan investasi proyek PLTS atap di sektor komersial dan industri, Fasilitas ini bertujuan menurunkan risiko dan meningkatkan keyakinan pemodal dengan menginkubasi proyek-proyek potensial agar dinilai lebih layak secara komersial.
Selama masa inkubasi, penyedia layanan utama — termasuk perusahaan teknologi, konsultan bisnis, dan pakar hukum — akan membekali calon pemilik proyek dengan dukungan desain teknik, studi kelayakan komersial, kerangka pemantauan dan evaluasi, serta kajian penilaian dampak.
“Meskipun potensi kapasitas PLTS atap Indonesia sangat besar, pendanaan masih terbatas. Faktor utamanya adalah persepsi tingginya risiko investasi. Memanfaatkan pengalaman merancang inkubator iklim selama bertahun-tahun, CPI meluncurkan fasilitas ini untuk membantu menginkubasi rencana proyek PLTS atap di Indonesia dan menjadikannya layak secara komersial untuk pendanaan,” ungkap Dr. Barbara Buchner, Global Managing Director CPI.
Pertumbuhan PLTS atap pada sektor komersial dan industri Indonesia juga tidak sekuat pada sektor residensial. Pemasangan PLTS atap untuk sektor residensial mengalami pertumbuhan cukup besar dalam dua tahun terakhir karena adanya fasilitas kredit khusus untuk konsumen ritel yang disediakan oleh sejumlah bank besar seperti BCA, BNI, BRI, dan Bank Mandiri.
“Kita perlu mendorong lebih banyak upaya untuk mendukung investasi PLTS atap di sektor komersial dan industri. Fasilitas ini juga menyediakan dukungan pengurangan risiko untuk investor dan calon pemilik proyek dalam bentuk dana awal sebagai mekanisme penjaminan pembiayaan proyek,” Dr. Ery Wijaya, Analis Senior CPI menambahkan.
Setelah peluncuran ini, fasilitas dapat diakses oleh lembaga keuangan dan pengembang proyek untuk mendukung calon pemilik proyek mengembangkan rencana proyek PLTS atap yang lebih layak secara komersial.
Baca Juga: Tekan Biaya Listrik, Penggunaan PLTS Atap di Lingkungan Pesantren Diapresiasi Santri
Masa pengajuan aplikasi untuk inkubasi proyek direncanakan akan dibuka pada Q3 tahun depan dan penyelenggaraan fasilitas akan berlangsung hingga akhir tahun 2025 untuk mendukung pertumbuhan energi terbarukan nasional, khususnya investasi PLTS atap di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang
-
BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional
-
Adakah Pinjaman Tanpa BI Checking? Jangan Mudah Tergiur, Cek Dulu Hal Penting Ini!
-
Youth Economic Summit 2025 : Indonesia Tangkap Peluang Pekerjaan Baru untuk Kurangi Penganggur
-
Youth Economic Summit 2025 Ungkap Strategi Prabowo Subianto Kurangi Kemiskinan di Indonesia
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Izin Sumur Rakyat Rampung Desember, Bahlil: Sekarang lagi Proses Verifikasi!
-
Youth Economic Summit 2025 'Paksa' Gen Z & Milenial Jadi Jantung Ekonomi Baru RI