Suara.com - Isu lingkungan jadi pembahasan yang sangat strategis karena dapat mengakibatkan perubahan iklim yang dapat menimbulkan risiko besar terutama pada aspek kesehatan, pangan dan pembangunan ekonomi.
Pemerintah pun saat ini sangat gencar meminta semua pihak untuk proaktif melawan perubahan iklim, termasuk kepada dunia bisnis baik swasta dan BUMN.
Hal ini pun diamini oleh Perum Peruri yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bertugas untuk mencetak uang rupiah bagi Republik Indonesia.
"Kami sadar bahwa operasional perusahaan akan berjalan dengan baik apabila terjadi keseimbangan hubungan antara perusahaan, lingkungan dan masyarakat," kata Ratih Sukma Pratiwi, Kepala Biro Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Peruri di Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Guna mendukung program pemerintah serta menciptakan lingkungan yang sadar terhadap perubahan iklim, Peruri menggagas Program Kampung Iklim (ProKlim) di area sekitar kawasan produksi Peruri tepatnya di Perumahan Griya Indah, Desa Parungmulya, Kabupaten Karawang.
ProKlim menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat (Community Based Development), yang bertujuan mendorong warga untuk mengelola sumber daya manusia maupun sumber daya alam di area tersebut untuk memperkuat upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim.
Harapannya dengan penguatan mitigasi dan adaptasi ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga dapat dikatakan masyarakat tersebut sudah memiliki ketahanan (resiliensi) terhadap perubahan iklim.
"Ke depannya, Peruri berencana menambah ProKlim di berbagai wilayah yang akan disesuaikan dengan kondisi wilayahnya masing-masing,” kata Ratih.
Perubahan Iklim Rugikan Negara Ratusan Triliun
Baca Juga: B20 TF ESC Hasilkan Potensi Nilai Proyek Lebih dari 11,5 Miliar Dolar AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perubahan iklim berpotensi merugikan Indonesia hingga Rp112 Triliun pada 2023 mendatang. Bahkan jika hal ini terus berlanjut, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa merugi 45% pada tahun 2030.
Dari segi ekonomi saja, dia mengungkapkan bahwa potensi kerugian negara akibat perubahan iklim sangat luar biasa besar.
"Kerugian ekonomi akibat krisis iklim ini akan mencapai Rp112,2 triliun atau 0,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2023 atau tahun depan," kata Sri Mulyani.
Untuk itu kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, dukungan semua pemangku kepentingan global sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim ini.
Dikatakan dirinya potensi ekonomi global bisa tergerus jika perubahan iklim ini tidak diatasi secara bersama-sama dan menyeluruh. Dan ini harus menjadi perhatian semua kalangan.
"Perubahan iklim dapat mempengaruhi ekonomi makro. Penelitian pada tahun 2021 memprediksi bahwa dunia akan kehilangan lebih dari 10 persen dari total nilai ekonominya, jika Kesepakatan Paris dan target nol emisi karbon 2050 tidak terpenuhi," katanya.
Berita Terkait
-
Gletser di Bumi Kembali Mencair, Waspada Munculnya Bakteri Patogen Baru
-
CEK FAKTA: Beredar di Indonesia Uang Baru Nominal Rp 1 Juta, Benarkah?
-
Erick Thohir Tunjuk Kembali Dwina Septiani Wijaya jadi Bos Peruri
-
Pengurangan Emisi Karbon Berdampak Positif Bagi Kesehatan dan Lingkungan, Bagaimana Caranya?
-
B20 TF ESC Hasilkan Potensi Nilai Proyek Lebih dari 11,5 Miliar Dolar AS
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Komitmen Perkuat Ekonomi Rakyat, Bank Mandiri Bimbing PMI Jepang Jadi Wirausaha di Negeri Sendiri
-
ESDM: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bukan Harga Mati untuk Transisi Energi
-
Empowering Indonesia Report 2025: AI Berdaulat Jadi Fondasi Pertumbuhan Menuju Indonesia Emas 2045
-
BSI Siapkan 5 Strategi UMKM Naik Kelas
-
Laba PTPP Anjlok 97 Persen, Fokus Transisi ke Konstruksi Hijau dan Efisiensi Beban
-
Pantau Bansos PKH-BPNT 2025 Lewat SIKS-NG: Cek Status dan Pencairan Dana Kemensos
-
Jaga Harga Bahan Pokok, BI Terus Tingkatkan Ketahanan Pangan
-
Rupiah Mulai Bangkit Lawan Dolar Amerika
-
Emas Antam Runtuh, Hari ini Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.287.000 per Gram
-
Rokok Ilegal Ancam APBN, Ekonom Ingatkan Pengawasan Ketat di Tengah Jeda Kenaikan Cukai