Suara.com - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mitra binaan PT Pertamina (Persero) harus memiliki strategi khusus untuk menembus pasar global. Selain meningkatkan daya saing produknya, pada tahap awal UMKM disarankan selektif memilih negara-negara di Timur Tengah, Amerika Utara, Afrika atau Asia Tenggara (ASEAN) ketimbang negara yang sudah maju sebagai negara tujuan ekspor.
“Jangan membidik negara-negara maju dulu karena mereka biasanya menetapkan persyaratan ketat dan sertifikasi yang dimiliki UMKM harus komplet sehingga comply dengan persyaratan mereka. UMKM keburu kehabisan tenaga sebelum mampu menembus pasar ekspor,” kata Edy Priyanto Utomo, dari Pusat Pengembangan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan, dalam seminar nasional Menjawab Teka-Teki UMKM Tembus Pasar Global, di Jakarta, baru-baru ini.
Edy, yang juga merupakan penyusun Modul Go Global, mengungkapkan banyak UMKM yang melakukan kesalahan sebelum mengembangkan bisnisnya keluar negeri.
Kesalahan umum eksportir adalah memproduksi atau menjual barang yang tidak disukai konsumen. Selain itu, eksportir tidak memiliki negara tujuan ekspor yang tepat dan tidak melakukan riset pasar.
“Kesalahan tidak melakukan riset pasar mengakibatkan UMKM tidak mengetahui kompetitornya. UMKM jangan harap ekspor akan mendatangkan keuntungan. Buyer dimana pun akan membandingkan seller. Pembeli menginginan kualitas baik namun harganya kompetitif,” ungkapnya.
Kesalahan lain yang dilakukan UMKM adalah tidak mau berinvestasi di pengembangan sumber daya manusia dan tidak membangun jaringan dan agen yang tepat. Padahal, ungkap Edy, di luar negeri terdapat pejabat Atase Perdagangan dan Indonesia Trade and Promotion Center (ITCP).
“UMKM yang telah berbadan hukum dan memiliki persyaratan-persyaratan bisa melakukan registrasi di inaexport.id karena kalau ada inquiry dari buyer luar negeri masuk lewat website tersebut. UMKM yang terseleksi dapat memasarkan produknya di sana,” tutur dia.
Menurut Edi, UMKM perlu terus didorong untuk go global karena kontribusi baru sebesar 14% terhadap total ekspor Indonesia. Mereka masih tertinggal jauh dari negara Asia lainnya meskipun memiliki potensi yang sangat besar dari sisi jumlah maupun produk atau karya yang dihasilkannya.
“Untuk menembus pasar global dibutuhkan standar produk sesuai dengan regulasi dari pemerintah. Jika produk UMKM tidak memiliki standar wajib otomatis tidak dapat melewati bea cukai. Misalnya keterangan kandungan produk yang memerlukan uji lab dan tambahan surat keterangan bawa produk yang dikirim bukan merupakan illegal logging apabila produk yang dikirim berupa kayu,“ katanya.
Baca Juga: UMKM Binaan BNI Menang Anugerah Bangga Buatan Indonesia
Dalam webinar dalam rangka menyemarakan HUT Pertamina ke-65 tersebut hadir Staff Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga dan VP CSR & SMEPP Pertamina Fajriyah Usman. Juga hadir dua mitra binaan Pertamina yakni Tinar Meinati Kusumadewi sebagai pemilik usaha Songgajah dan Ro’isul Feliati yang memiliki usaha Bantal Moker. Acara dihadiri lebih dari 500 UMKM dari 30 Rumah BUMN (RB) dan dilaksanakan secara online serta offline dimana sebagian UMKM berkumpul di masing-masing kantor RB.
Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa Kementerian BUMN mendorong RB yang ada di 248 kabupaten maupun kota di seluruh Indonesia untuk membantu memberikan pelatihan bagi UMKM. Dia sangat memahami bahwa UMKM memiliki kendala dalam pendanaan maupun pembinaan.
“Kementerian BUMN mengambil langkah mengaktifkan RB untuk mengajak para UMKM masuk ke e-commerce. Kami berharap di akhir 2022 ini semua RB sudah memiliki office store sendiri. Jadi, ketika ada momen tertentu seperti HUT Pertamina, bisa dijadikan ajang promosi dengan memberikan promo diskon atau flash sale untuk menarik minat konsumen,” katanya.
Fajriyah Usman menjelaskan bahwa saat ini Pertamina tengah bekerjasama dengan beberapa lembaga ekspor seperti Exporhub, Indonesian Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED) dan Global Edukasi Talenta Inkubator (GETI Inkubator) yang merupakan lembaga yang berafiliasi dengan asosiasi-asosiasi eksportir Indonesai serta andalan ekspor Indonesia.
“Kami harapkan jumlah dari UMKM binaan Pertamina maupun UMKM RB yang go global akan semakin meningkat,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Fajriyah, tercatat sekitar 424 UKM RB yang sudah masuk kategori go global dan telah memiliki kemampuan unntuk memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Menurut dia, hal ini tidak hanya menambah keuntungan bagi pelaku UMKM tetapi juga memberikan dampak terhadap perekonomian nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Mau Hilangkan Pihak Asing di Coretax, Pilih Hacker Indonesia
-
BPJS Watch Ungkap Dugaan Anggota Partai Diloloskan di Seleksi Calon Direksi dan Dewas BPJS
-
Proses Bermasalah, BPJS Watch Duga Ada Intervensi DPR di Seleksi Dewas dan Direksi BPJS 20262031
-
Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
-
Literasi Keuangan dengan Cara Baru Biar Makin Melek Finansial
-
Bahlil: Hilirisasi Harus Berkeadilan, Daerah Wajib Dapat Porsi Ekonomi Besar
-
Menkeu Purbaya Akhirnya Ungkap Biang Kerok Masalah Coretax, Janji Selesai Awal 2026
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Bahlil Dorong Hilirisasi Berkeadilan: Daerah Harus Nikmati Manfaat Ekonomi Lebih Besar
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat