Suara.com - Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewanti-wanti PT Pertamina (Persero) agar menjamin distribusi BBM dan LPG di nataru. Pemerintah menginginkan pasokan energi dalam kondisi amin atau melebih rata-rata.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana menjelaskan, pada momen nataru pastinya penggunaan BBM dan LPG mengalami kenaikan. Maka itu, kata dia, Pertamina harus siap menghadapi lonjakan permintaan itu.
Menurut dia, berdasarkan pantauannya di Terminal LPG Tanjung Sekong, Pertamina dirasa siap menjaga ketersediaan pasokan di Natal dan Tahun baru.
"Rata-rata kenaikannya 5%, kalo per secara agregat naik kecuali solar, itupun LPG maupun BBM naik sedikit. Tidak ada pembatasan kendaraan sehingga mobilitas lebih tinggi. Ujung barat dan timur pulau Jawa kita pantau terus," ujar Rida kepada Wartawan, Minggu (25/12/2022).
Rida mengungkapkan, Pertamina telah memiliki standar operasional yang cukup baik terutama dalam memitigasi potensi gangguan.
"Kamim, apresiasi kepada yang dilakukan oleh Pertamina ya mereka sudah menyiapkan SOP yang komplit dan teruji," imbuh Rida.
Untuk diketahui, Terminal LPG Tanjung Sekong merupakan fasilitas penyimpanan LPG terbesar di Indonesia yang memasok 40% kebutuhan LPG secara nasional.
Terminal ini sendiri dikelola oleh Pertamina Energy Terminal, anak usaha Pertamina International Shipping (PIS) dengan salah satu bisnisnya pengelolaan terminal BBM dan LPG.
Sementara, Direktur Armada PIS, Muhammad Irfan menambahkah, Terminal LPG Tanjung Sekong mempunyai kelebihan dibandingkan dengan terminal lainnya.
Baca Juga: Orang Kaya Baca Nih! Masa Mobil Mahal Minumnya Pertalite
Untuk itu dia optimistis alur distribusi dari potensi gangguan yang kerap dihadapi dari sisi cuaca saat bongkar muat sudah bisa termitigasi dengan baik.
"Tanjung Sekong itu tinggi bisa minimalisasi yang namanya typhoon minimalis anya namanya bulb water itu. Disini cukup aman, artinya tidak seperti Cilacap yang ombaknya tinggi. Tanjung Sekong cukup aman," kata dia.
"Kita LPG disyaratkan 13 hari, kita sampai saat ini masih 17 hari jadi masih ada toleransi jadi masih menjaga agar tidak ada kerugian atau tidak ada emergency condition terkait dengan distribusi LPG," tambah Irfan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
 - 
            
              Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport