Suara.com - Pemerintah berencana untuk membedakan tarif KRL antara kaya dan miskin. Hal ini dilakukan agar subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk tarif tiket KRL tepat sasaran.
Namun, kebijakan ini menuai polemik dan bertolak belakang pada pelayanan di gerbong KRL. Pasalnya, masih ada tindakan-tindakan diskriminatif yang terjadi pada wanita hamil di gerbon KRL
Seperti dilansir dari akun instagram @dramakrlcommuterline, terdapat ibu hamil yang justru berdiri dan berdesak-desakan di gerbong kereta, lantaran tidak mendapatkan kursi prioritas yang telah penuh terisi.
Padahal, wanita itu telah memberikan tanda lewat papan bahwa dirinya tengah mengandung anak.
"Jarang banget orang aware dan peduli bahwa kursi prioritas emang buat ibu hamil, tulis akun instagram tersebut seperti dikutip, Jumat (30/12/2022).
Bahkan, penumpang ibu hamil pun sering diacuhkan penumpang lainnya, setelah meminta duduk di kursi prioritas secara sopan.
"Pernah banget minta bangku duduk, dan bapak-bapaknya bilang saya juga baru duduk dengan nada tinggi," tulis akun itu.
Kondisi perlakuan ini sampai-sampai membuat ibu hamil tersebut trauma untuk meminta tempat duduk.
"Jadi trauma minta tempat duduk, cuma bisa nunggu orang aware. Petugas juga jarang keliling," tulis akun itu lagi.
Baca Juga: Perbedaan Tarif KRL Orang Kaya dan Miskin Terdengar ke Kuping Wapres
Dalam hal ini, Suara.com telah menghubungi tim humas PT KAI Commuter Indonesia mulai dari Manager External Relations & Corporate Image Care PT KAI Commuter Indonesia, Leza Arlan hingga VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba lewat aplikasi pesan Whatsapp. Namun sayangnya, sampai berita ini ditayangkan belum ada tanggapan dari dua pihak tersebut.
Perbedaan tarif KRL
Sebelumnya, Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengumumkan bahwa, tarif KRL tidak akan naik pada tahun 2023 mendatang. Akan tetapi, nantinya ada skema baru dalam tarif KRL ke depannya.
"Kalau KRL nggak naik. Insya Allah 2023 tidak naik," ujar Menhub di Jakarta, Selasa (27/12/2022).
Dia menjelaskan, dalam skema baru akan dipisahkan antara penumpang KRL mampu dengan tidak mampu. Pemisahan itu nantinya diatur lewat tiket kartu.
Sayangnya, Menhub tidak merinci kembali terkait pemisahan level penumpang tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Mau Hilangkan Pihak Asing di Coretax, Pilih Hacker Indonesia
-
BPJS Watch Ungkap Dugaan Anggota Partai Diloloskan di Seleksi Calon Direksi dan Dewas BPJS
-
Proses Bermasalah, BPJS Watch Duga Ada Intervensi DPR di Seleksi Dewas dan Direksi BPJS 20262031
-
Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
-
Literasi Keuangan dengan Cara Baru Biar Makin Melek Finansial
-
Bahlil: Hilirisasi Harus Berkeadilan, Daerah Wajib Dapat Porsi Ekonomi Besar
-
Menkeu Purbaya Akhirnya Ungkap Biang Kerok Masalah Coretax, Janji Selesai Awal 2026
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Bahlil Dorong Hilirisasi Berkeadilan: Daerah Harus Nikmati Manfaat Ekonomi Lebih Besar
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat