Suara.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memaparkan pemicu kebakaran di Depo BBM Plumpang. Permasalahan utama kebakaran depo ternyata bukan pada tangki penyimpanan BBM.
Menurut dia, kebakaran dipicu dari pipa penyalur BBM menuju tangki di Depo tersebut.
"Jadi, jika kita lihat kemarin insiden itu dipojok atas kanan bukan di tangkinya tapi di pipa yang masuk ke tangki tersebut. Di pipa itulah terjadi kebakaran," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR yang dikutip dari Youtube Komisi VI DPR RI, Senin (20/3/2023).
Meski demikian, Dia masih enggan menyebut, penyebab utama dari kebakaran pipa tersebut. Sebab, kebakaran ini masih diinvestigasi oleh manajemen dan pihak lain.
Namun Nicke memastikan, tangki-tangki dan seluruh fasilitas yang beraada di Depo BBM Plumpang masih aman. "Karena yang terbakar adalah pipa dan itu sudah dipadamkan," ucap dia.
Sebelumnya, Nicke memaparkan, awal mulanya Pertamina membeli lahan seluas 153 hektare dari PT MASTRACO sebesar Rp 514 juta pada tahun 1971. Sebagian dari lahan itu, seluas 72 hektare dibangun untuk Depo BBM Plumplang.
Sisanya, seluas 82 hektare dibiarkan kosong dan belum dihuni. Namun pada tahun 1976, dikeluarkan surat penetapan pemberian hak dari Menteri Dalam Negeri untuk pembangunan instalasi minyak di lahan itu.
"Ini beberapa gambar yang kami ambil, jadi tahun 1972 masih di sekelilingnya adalah tanah kosong ada 82 hektare sekitar TBBM Plumpang ini," jelas Nicke dalam paparannya.
Kemudian pada akhir tahun 1980, Nicke menyebut, masyarakat mulai menempati lahan kosong yang tersedia. Bahkan, ada rumah warga yang menempel dinding pembatas Depo yang berdiri hingg sekarang.
Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit
"Dan di hari ini begitu padatnya sampai masyarakat atau rumah-rumah masyarakat nempel di dinding pembatas Terminal Plumpang," jelas Nicke.
Untuk diketahui, Depo BBM Plumpang merupakan pemasok BBM ke 790 SPBU di 19 kabupaten/kota di Indonesia. Depo Plumpang juga memasok Pertashop dan SPBU untuk nelayan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Produksi Minyak Naik, Bahlil Sebut Ada Pihak Terusik
-
Bea Cukai Berbenah Usai Diancam Purbaya: Pecat 27 Pegawai, Sanksi 33 Orang
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance Gratis untuk Dioperasikan Polisi di Serang
-
Alasan ASN Wajib Laporkan Aktivitas Kerja Harian via E-Kinerja BKN
-
Hindari Kepadatan Lalu Lintas, KAI Tambah Akses Naik-Turun di Jatinegara dan Lempuyangan
-
Investor Pasar Modal Banyak di Dominasi Umur 30-40 Tahun, Gajinya Ada yang Rp100 Juta
-
Pakar Ungkap Dampak Jika Insentif Mobil Listrik Dicabut
-
Jelang Tahun Baru, Harga Bawang Merah Anjlok Lebih dari 5 Persen
-
Batas Aktivasi Coretax DJP untuk Lapor Pajak, Benarkah Hanya 31 Desember 2025?
-
Bahlil Sebut Lifting Minyak 2025 Penuhi Target: 605 Ribu Barel per Hari