Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab kritikan terkait program pemerintah yang memberikan subsidi mobil listrik, dia bilang pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) juga dilakukan negara maju hingga negara tetangga di Asia.
Sehingga kata Sri Mulyani Indonesia juga harus ikut ambil bagian jangan hanya menjadi penonton.
"Semuanya (negara lain) secara masif melakukan formulasi kebijakan untuk memperkuat ekosistem industri KLBB," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI KE-25 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
"Indonesia tidak boleh menjadi penonton! Apa lagi Indonesia adalah produsen mineral yang sangat menentukan dunia," tambah Ani sapaan akrabnya.
Ia mengungkap produsen kendaraan bermotor di banyak negara juga telah berkomitmen untuk beralih memproduksi 100% mobil listrik di tahun 2035-2040.
"Jadi, mobil listrik menjadi tren keniscayaan," lanjutnya.
Terkait insentif atau subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kendaraan listrik, dilakukan untuk menarik investor untuk datang ke Indonesia. Selain itu, insentif juga bisa menjadi pertimbangan investor karena mereka bisa kuatnya pasar kendaraan listrik di Indonesia.
Berjamaah DPR Semprot Program Subsidi Mobil Listrik Jokowi
Sebelumnya, dalam sidang Paripurna DPR RI yang digelar hari elasa (23/5/2023) lalu para anggota DPR secara berjamaah mengkritik program pemberian subsidi kendaraan listrik yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Dicalonkan Oleh Dua Partai Politik, Aldi Taher Minta Restu Sang Bunda
Para anggota dewan menilai dari pada menggelontorkan subsidi secara besar-besaran ke kendaraan listrik, pemerintah diminta untuk memberikan subsidi yang langsung bermanfaat kepada rakyat.
"Anggota dewan meminta, pemerintah untuk fokus membangun pemerataan ekonomi, menanggulangi kemiskinan, serta memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan pangan dibanding menggelontorkan subsidi untuk kendaraan listrik ataupun subsidi tambang," kata Fauzi Amro anggota Fraksi Partai Nasdem.
Fauzi menilai pemberian subsidi kendaraan listrik ini seperti menyayat hati para petani karena saat ini mereka menjerit kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
Apalagi jika melihat data yang ia miliki dimana anggaran subsidi pupuk terus mengalami penurunan. Secara rinci dia mengatakan pada 2019 anggaran subsidi pupuk diberikan sebesar Rp34,3 triliun dan turun menjadi Rp31 triliun di 2020. Kemudian pada 2021 turun lagi menjadi Rp29,1 triliun, 2022 menjadi Rp25,3 triliun dan pada 2023 hanya tinggal Rp24 triliun.
"Artinya lima tahun belakang subsidi pupuk berkurang hampir Rp10 triliun," katanya.
Tak kalah vokal dengan Fauzi Amro, anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu juga melontarkan kritikan pedas. Menurutnya, pemerintah harus lebih memperhatikan ekonomi kerakyatan dibandingkan memberikan subsidi kendaraan listrik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
Tak Bayar Pajak Rp21,15 Miliar Sejak 2021, Komisaris PT SI di Cokok Anak Buah Menkeu Purbaya