Suara.com - China merespon keras setelah Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai "diktator". Hubungan kedua negara dikabarkan kembali panas setelah sebelumnya diisukan mmembaik.
Melansir Reuters pada Kamis (22/6/2023), China menganggap ucapan Biden sebagai provokasi. Pasalnya, presiden AS itu menyampaikan hal tersebut pasca kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke China yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan kedua negara.
Setelah komentar tersebut, Beijing menyatakan bahwa hubungan antara AS dan China berada pada titik terendah sejak hubungan formal terjalin pada tahun 1979.
Blinken nampaknya mencoba memerbaiki hubungan kedua negara saat Biden menyebut Xi Jinping malu ketika balon mata-mata yang diduga berasal dari China terbang melewati wilayah udara AS pada awal tahun ini.
"Alasan mengapa Xi Jinping sangat marah ketika saya menembak jatuh balon tersebut dengan dua mobil berisi peralatan mata-mata di dalamnya adalah karena dia tidak tahu bahwa balon itu ada di sana," ujar Biden.
"Bagi para diktator, hal itu sangat memalukan saat mereka tidak mengetahui apa yang terjadi. Itu seharusnya tidak terjadi. Itu adalah ledakan," lanjut Biden.
Tidak hanya itu, Biden juga menyebut China tengah mengalami tekanan ekonomi. Sebelumnya, presiden yang menggantikan Trump itu juga pernah menyebut China sebagai negara yang diperintah oleh diktator dan otokrat, sambil mengatakan bahwa tidak ada pemimpin dunia lain yang ingin menjadi Xi Jinping. Namun, pernyataan hari Selasa tentang pemimpin China tersebut merupakan yang paling langsung.
Menanggapi hal ini, jubir Kemenlu CHina, Mao Ning menyebut, pernyataan Biden sangat tidak bertanggung jawab. "Ini merupakan provokasi politik yang terang-terangan," ujar Mao dalam konferensi pers rutin.
Ketika ditanya apakah komentar Biden akan mempengaruhi kunjungan pejabat dari AS dan China di masa depan, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menyatakan bahwa Washington tetap berharap untuk terlibat dalam waktu yang tepat.
Baca Juga: CEK FAKTA: Bahaya! Warga Tiongkok Serbu Masuk Indonesia: Di Mana Presiden?
"Presiden percaya bahwa diplomasi adalah cara yang bertanggung jawab untuk mengelola ketegangan, mengklarifikasi persepsi yang salah, menghindari kesalahan penilaian, dan semuanya demi kepentingan kita," kata Patel.
"Namun, tentu saja itu tidak berarti kita tidak akan secara terbuka mengungkapkan perbedaan-perbedaan kita," ujarnya lagi.
Berita Terkait
-
Jerman Bujuk China Gunakan Pengaruhnya ke Rusia untuk Akhiri Perang
-
Menlu AS Minta Beijing Waspada Soal Penjualan Teknologi China ke Rusia
-
Heboh! Putri Ariani Diundang oleh Jokowi dan Tampil Memukau di Acara yang Digelar Joe Biden? Cek Fakta Selengkapnya!
-
China dan Amerika Serikat Sepakat 'Damai', Janji Perbaiki Hubungan Agar Tak Konflik
-
CEK FAKTA: Bahaya! Warga Tiongkok Serbu Masuk Indonesia: Di Mana Presiden?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
SPBU Pertamina Diminta Perbanyak Improvisasi Layanan, dari Toilet hingga Fasilitas Instagramable
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Rp 2.327.000 per Gram Hari Ini
-
IHSG Gaspol ke Level 8.300 di Awal Sesi Perdagangan Senin, Tapi Awas Tekanan Jual Mengintai
-
BEI Ungkap 13 Perusahaan Siap-siap IPO, Lima Perseroan Miliki Aset Jumbo
-
Ambisi Bank Jakarta Perluas Ekosistem Digital
-
AFPI: Pemberantasan Pinjol Ilegal Masih Menjadi Tantangan Dulu dan Sekarang
-
IHSG Berpeluang Rebound, Isu Pangkas Suku Bunga The Fed Bangkitkan Wall Street
-
Berapa Gaji Pertama PPPK Paruh Waktu Setelah SK Diterima, Lebih dari dari UMR?
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Ekonomi Awal Pekan: BI Rate Bertentangan Konsensus Pasar, Insentif Jumbo Pacu Kredit