Suara.com - Harga Bitcoin (BTC) menunjukkan performa luar biasa dengan peningkatan nilai hampir 100 persen atau tepatnya 85 persen sepanjang tahun 2023.
Pola kenaikan harga BTC, menurut laporan dari Reflexivity Research, mengikuti pola siklus pasar empat tahun sebelumnya, menunjukkan awal potensi pasar bullish baru.
Mengutip dari Cryptopotato, kenaikan harga kripto dengan pasar terbesar itu didukung sejumlah faktor sehingga mendorong kinerja yang kuat dari aset ini pada kuartal II, serta menguji struktur pasar dan data on-chain.
Sumber dari Reflexivity Research menjelaskan, Bitcoin mendapatkan 'berkah pasar' akibat krisis perbankan yang melibatkan Silicon Valley Bank (SVB) pada Maret dan pengajuan BlackRock untuk Bitcoin Spot ETF pada Juni lalu.
"Laporan tersebut menyatakan bahwa setiap peristiwa tersebut memberikan keuntungan yang tidak proporsional bagi Bitcoin dibandingkan dengan aset digital lainnya di pasar," sebut laporan terkait yang dikutip via Blockchain Media.
Belakangan, minat terhadap kripto semakin besar ditopang dengan besarnya pasar Bitcoin. Saat yang bersamaan, kontrak berjangka Bitcoin berkelanjutan secara jelas terpisah dari kontrak berjangka Ether.
Tingginya minat tersebut diduga tidak lepas dari aksi BlackRock yang mengajukan ide penciptaan Bitcoin spot ETF yang resmi pertama di negara tersebut.
Setelah pengumuman hal ini, minat terhadap BTC meningkat drastis yang menyebabkan harga kripto tersebut melambung.
Selain itu, minat terhadap Bitcoin di pasar berjangka CME meningkat sebesar $1 miliar sejak pengajuan tersebut, menunjukkan adanya aktivitas yang lebih tinggi di kalangan perusahaan-perusahaan AS.
Baca Juga: Begini Cara Crypto-Phisher Mencuri Aset Kripto
Mesi begitu, para pengamat masih mewanti-wanti adanya prospek Ordinals sebagai area yang perlu diperhatikan dalam beberapa kuartal mendatang.
Jumlah total inskripsi Ordinals saat ini mendekati 15 juta, dengan tambahan biaya sebesar $56 juta untuk para penambang hingga saat ini.
Jumlah alamat Bitcoin yang memiliki lebih dari 1 BTC melampaui 1 juta untuk pertama kalinya dalam kuartal ini, dan jaringan tersebut menyelesaikan transaksi senilai sekitar US$2 triliun selama periode tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh perusahaan lain, seperti Glassnode dan Santiment, Reflexivity menyatakan bahwa pasokan Bitcoin yang dipegang oleh pemegang jangka panjang saat ini relatif tinggi, yang berarti para peserta pasar tidak berencana menjual koin mereka dalam waktu dekat.
Namun, Reflexivity Research menilai kemungkinan terjadinya peristiwa "black swan" masih ada, meskipun performa harga BTC sedang melonjak.
Berita Terkait
-
Waspada Inflasi Tak Terkendali, CEO BlackRock Sebut Bitcoin Lebih Baik dari Emas
-
Tokoin Masuk Dalam Daftar 501 Aset Kripto Legal Bappebti
-
Sasar Anak Muda Investasi Kripto, Degree Crypto Token Buka Business Center Pertama di Solo Technopark
-
Kaspersky Mengungkap Bagaimana Crypto-Phisher Mencuri Asset Kripto
-
Begini Cara Crypto-Phisher Mencuri Aset Kripto
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur