Suara.com - Kinerja keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tampaknya sudah diujung tanduk, usai dinyatakan gagal bayar bunga obligasi. Kini perusahaan emiten BUMN Karya ini harus menderita rugi bersih sebesar Rp2,072 triliun pada semester I 2023.
Mengutip laporan keuangan WSKT, Rabu (2/8/2023) kondisi rugi ini meningkat tajam sebesar 777 persen dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat Rp236,51 miliar.
Akibatnya, defisit atau akumulasi rugi kian dalam 20,8 persen secara tahunan menjadi Rp12,012 triliun pada semester I 2023.
Jika dirunut, pendapatan usaha turun 13,4 persen secara tahunan menjadi Rp5,272 triliun pada semester I 2023. Pemicunya, pendapatan jasa konstruksi menyusut 19,2 persen menjadi Rp4,347 triliun.
Senasib, pendapatan dari lini usaha properti amblas 19,4 persen sisa Rp83,914 miliar.
Namun penjualan beton pra cetak melonjak 546 persen menjadi Rp194,41 miliar. Senada, pendapatan jalan tol meningkat 19,3 persen menjadi Rp548,37 miliar.
Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 11,4 persen menjadi Rp4,81 triliun. Tapi laba kotor tetap turun 29,6 persen menjadi Rp462,58 miliar. Sedangkan laba sebelum beban keuangan dan laba rugi entitas asosiasi serta ventura bersama anjlok 94,4 persen sisa Rp146,56 miliar.
Pasalnya, beban umum dan administrasi membengkak 18,8 persen menjadi Rp1,054 triliun. Selain itu, pendapatan lain-lain amblas 85,9 persen sisa Rp349,21 miliar.
Pasalnya, keuntungan atas modifikasi utang terpapas 86,1 persen tersisa Rp329,02 miliar. Sayangnya, beban keuangan naik 5,7 persen menjadi Rp2,079 triliun dan rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama bengkak 7,04 persen menjadi Rp228,99 miliar.
Baca Juga: Garuda Indonesia Rugi Hampir Rp2 Triliun Usai Cetak Laba Terbesar dalam Sejarah
Akibatnya, emiten konstruksi BUMN itu mengalami rugi sebelum pajak Rp2,161 triliun, atau memburuk dibanding semester I 2022 yang membukukan laba Rp451,95 miliar.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 0,47 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp84,31 triliun.
Pada sisi lain, total ekuitas berkurang 15,6 persen dibanding akhir Desember 2022 menjadi Rp12,009 triliun. Patut dicermati, kas bersih yang digunakan untuk operasi menyentuh Rp988,3 miliar.
Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya Rp7,003 triliun. Tapi pengeluaran kas kepada pemasok Rp5,512 triliun, pembayaran karyawan dan direksi Rp445,79 miliar, pembayaran beban keuangan Rp607,73 miliar dan pembayaran pajak Rp1,437 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Neo Pinjam: Bunga, Biaya Admin, Syarat, Tenor, Kelebihan dan Kekurangan
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal