Suara.com - Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Jakarta menempati peringkat ke-63 sebagai rumah sakit kanker terbaik di Asia Pasifik. Dengan peringkat itu, MRCCC Siloam menjadi yang paling unggul di Indonesia.
Prestasi kelas dunia yang diraih MRCC Siloam tersebut didasarkan pada hasil riset Newsweek bersama Statista. Kedua institusi ini melakukan riset layanan rumah sakit spesialis, salah satunya yang mengembangkan kemampuan penanganan kanker.
Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady mengungkapkan capaian MRCCC Siloam tersebut merupakan angin segar bagi sektor kesehatan di dalam negeri.
“Di tengah upaya kita meningkatkan dokter spesialis, dan menginginkan adanya peningkatan kualitas sektor kesehatan agar triliunan devisa tak lari ke luar negeri, masuknya MRCCC Siloam sebagai RS terbaik kanker di Asia Pasifik patut diapresiasi,” ungkapnya ditulis Senin (14/8/2023).
Dalam riset tersebut, Statista dan Newsweek menyoroti enam layanan kesehatan, mencakup kardiologi, endocrinology, neurologi, onkologi, orthopedic, dan pediatric. Riset dilakukan di negara-negara Asia Pasifik, meliputi Australia, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand.
Dari layanan kanker, MRCCC Siloam masuk indeks dengan peringkat ke-63, menggunguli Anam Hospital di Korea Selatan, Medanta The Medicity di India, bahkan St Vincents’s Private Hospital di Sydney, serta Subang Jaya Medical Centre di Malaysia.
Sebaliknya RS lain dari Indonesia yang menembus peringkat 75 besar, terdapat RS Kanker Dharmais. Dari Asia Tenggara, terbanyak diwakili oleh rumah sakit berbasis di Singapura, seperti Mount Elizabeth Hospital dan National Cancer Centre Singapore yang menempati peringkat masing-masing ke-18 dan 9.
Saat ini, sebagaimana dikutip dari dataindonesia.id, rasio dokter spesialis di Indonesia hanya mencapai 0,03 per 1.000 penduduk. Padahal, pemerintah menargetkan rasio dokter spesialis bisa mencapai 0,28 per 1.000 penduduk.
Di sisi lain, John mengungkapkan untuk menyamai peringkat negara-negara maju di Asia Pasifik saja, seperti Korea Selatan dan Jepang yang mendominasi peringkat teratas riset Statista, dibutuhkan komitmen bersama baik sektor privat maupun pemerintah.
Baca Juga: Melalui Tangan Irjen Agung Setya, Budaya Saling Menolong Antarkan Kesembuhan Warga Sumut
“Dan ini tidak hanya persoalan pada hilir layanan rumah sakit, tetapi ekosistem dunia kesehatan. Mulai dari pendidikan dokter spesialis, perizinan, hingga permodalan,” kata John.
Lebih jauh, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lippo Group itu mengatakan penguatan sektor kesehatan menjadi sangat penting untuk masa depan. Sebab, mengacu pada riset yang sama, terdapat perkembangan demografi dalam beberapa dekade ke depan terkait kebutuhan layanan spesialis bakal meningkat pesat.
Dari riset Statista itu, tegas John, disebutkan bahwa untuk kawasan Asia Pasifik dengan populasi mencapai 4 miliar orang serta PDB melebihi US$30 triliun, merupakan pasar potensial. Secara demografi, pada 2050 bahkan penduduk berusia lebih dari 60 tahun akan mengisi seperempat populasi di Asia Pasifik.
“Pergeseran demografi ini akan memunculkan permintaan layanan kesehatan yang tinggi, terutama bagi layanan spesialis,” kata John.
Berkaca dari riset tersebut, John menjelaskan komitmen Lippo Group untuk berperan aktif dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Salah satu yang telah diwujudkan adalah keberadaan MRCCC Siloam yang ditujukkan demi mendukung upaya pemerintah dan membentu masyarakat untuk menekan risiko kanker.
“Sejauh ini, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Terdapat sekitar 9,6 juta kematian per tahun,” kata John.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Purbaya Umumkan Nomor WA Khusus, Warga Bisa Lapor Jika Ada Petugas Bea Cukai-Pajak Nakal
-
Pergerakan 4 Saham Ini Dipantau BEI Karena Terus Melonjak, Salah Satunya GIAA
-
Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah Anggarkan Family Office Luhut
-
MUFG dan Danamon Dorong Pembiayaan Hijau, Target Net Zero Emisi 2060!
-
Satgas PASTI 'Sikat' Golden Eagle, Janji Manis Penghapusan Utang Ternyata Ilegal!
-
Purbaya Blak-blakan Kondisi Investasi RI: Sudah Puluhan Tahun Kita Tak Bisa Betulin
-
Harga Emas Antam Terus Terbang ke Level Tertinggi, Hari Ini Tembus Rp 2.360.000 per Gram
-
Polemik AS-China Reda, IHSG Langsung Ngegas Menghijau Pagi Ini
-
Herry Gunawan: Rangkap Jabatan Dony Oskaria, Langgar Tata Kelola dan Picu Benturan Kepentingan
-
Sentimen Perang Dagang Guncang Asia, IHSG Dibayangi Koreksi Saat Rally Wall Street