Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan berdasarkan data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat total pertumbuhan investasi yang masuk ke negara-negara ASEAN tumbuh 5 persen pada 2022.
Capaian yang sangat baik ini berbanding terbalik dengan investasi dunia yang turun hingga -12 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengapresiasi kinerja Menteri Bahlil di tengah ketidakpastian global namun tetap mampu meyakinkan para investor untuk berinvestasi ke Indonesia.
“Kalau dilihat dari datanya memang naik, kita tidak bisa mengingkari data, apa yang disampaikan oleh menteri investasi didasarkan data,” ujar Piter, Rabu (23/8/2023).
Menurut Piter alasan investasi kawasan ASEAN tetap tumbuh positif karena memiliki stabilitas dan prospek ekonomi yang sangat baik, sehingga menarik minat investor.
“Kenapa investasi di negara-negara ASEAN masih tumbuh di tengah kondisi global menurun, jawabannya adalah karena negara-negara ASEAN termasuk atau utamanya Indonesia, Vietnam memiliki stabilitas dan prospek ekonomi yang sangat baik,” ucapnya.
Piter berpendapat di antara negara-negara ASEAN yang memiliki prospek ekonomi yang baik itu, Indonesia berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi atau epicentrum of growth khususnya di ASEAN.
“Indonesia sebagai perekonomian terbesar di ASEAN jelas memiliki potensi untuk menjadi epicentrum pertumbuhan di ASEAN,” paparnya.
Kata Piter, Indonesia harus mampu memanfaatkan segala potensi ekonomi di dalam negeri akan bisa menjadikan Indonesia sebagai epicentrum pertumbuhan di ASEAN.
Baca Juga: Lawan Investasi Bodong, Sultan Rakib: Jangan Biarkan Jempol Mengalahkan Pikiran Kita
“Justru kalau kita tidak menjadi epicentrum pertumbuhan akan menjadi indikator kegagalan kita memanfaatkan semua potensi ekonomi,” terang Piter.
Selain itu, Piter meyakini tidak ada ancaman yang berarti terhadap kesatuan di ASEAN terkait masalah investasi yang masuk ke Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya.
“Saya tidak melihat adanya ancaman terhadap kesatuan ASEAN yang disebabkan oleh investasi,” teganya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang juga Ketua ASEAN Investment Area (AIA) itu menyampaikan meskipun pertumbuhan investasi sebesar 5 persen masuk ke negara ASEAN, ia mendorong agar terjadi pemerataan investasi demi kesatuan ASEAN di masa depan.
“Pada 2022, 60 persen FDI yang masuk ke ASEAN hanya dinikmati oleh kurang dari 1 persen penduduk ASEAN. Ke depan, ASEAN perlu lebih memupuk kolaborasi secara konkret dalam upaya promosi dan fasilitas investasi agar Asean betul-betul dapat menjadi satu komunitas, satu rumah, satu keluarga,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Divisi Investasi dan Bisnis UNCTAD James Zhan melihat perbedaan yang sangat kontras dalam arus investasi ke negara berkembang dan negara maju tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026