Suara.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan, nilai transaksi judi online yang menggunakan e-wallet meningkat drastis belakangan ini dengan nilai per orang mencapai puluhan juta.
Menurut Kepala Biro Humas PPATK, Natsir Kongah, para pelaku judi online ini melakukan penyetoran uang mereka ke dalam e-wallet yang selanjutnya dikelola oleh bandar.
Jumlah uang yang disetorkan oleh para pelaku judi online ini ke bandar diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Selanjutnya, bandar tersebut mentransfer uang tersebut kepada atasan atau agen yang beroperasi di luar negeri, mengingat bahwa kebanyakan situs judi online berbasis di luar negeri.
Natsir menjelaskan, "Kemudian, pihak bandar tersebut mengalihkan dana tersebut dari berbagai sumber kepada uplinernya, dengan nilai total yang tentu saja jauh lebih besar, mencapai puluhan juta hingga puluhan miliar."
Dalam diskusi Polemik Trijaya FM, Sabtu (26/8/2023) lalu, ia juga mengungkapkan, PPATK pernah menemukan adanya bandar besar judi online yang beroperasi di Indonesia, sebagian di antaranya berbasis di luar negeri, seperti di Kamboja.
Selain itu, PPATK mencatat bahwa penyebaran uang melalui transaksi judi online mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2021, nilai transaksi mencapai Rp57 triliun, dan meningkat secara tajam pada tahun 2022 menjadi Rp81 triliun. Pelaku judi online juga berasal dari berbagai latar belakang, termasuk ibu rumah tangga dan bahkan anak-anak SD.
"Ini adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan bagi kita semua karena banyak dari mereka yang terlibat dalam judi online ini adalah ibu rumah tangga, bahkan ada anak-anak SD yang terlibat, inilah yang menjadi kekhawatiran kita," kata dia.
Ia melanjutkan dengan menyebutkan bahwa judi online juga telah memberikan dampak buruk pada banyak rumah tangga, karena pendapatan yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan pokok malah digunakan untuk berjudi online.
"Karena orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan mencari peluang untuk mendapatkan lebih banyak uang, pendapatan yang seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti membeli susu anak, justru digunakan untuk berjudi online. Akibatnya, banyak rumah tangga yang mengalami masalah serius akibat judi online," ujar dia.
Baca Juga: Jangan Ditiru! 3 Bocah SD Ini Nekat Joget-Joget di Tengah Jalan Tol
Berita Terkait
-
Sederet Selebgram Ditangkap Karena Promosi Situs Judi Online, Siapa 5 Influencer Itu?
-
Kepergok Promosikan Judi Online, Ini Cara Matikan Iklan di HP Oppo
-
Terciduk Kominfo, Oppo Akhirnya Hapus Iklan Aplikasi Judi Online
-
5 Dampak Negatif Kecanduan Judi Online, Bisa Mengganggu Kesehatan Mental
-
Jangan Ditiru! 3 Bocah SD Ini Nekat Joget-Joget di Tengah Jalan Tol
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Danantara Rayu Yordania Guyur Investasi di Sektor Infrastruktur Hingga Energi
-
KB Bank dan Intiland Sepakati Pembiayaan Rp250 Miliar untuk Kawasan Industri
-
Klaim Asuransi Bencana Sumatra Nyaris Rp1 Triliun, Ini Rinciannya
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
Pindar dan Rentenir Bikin Ketar-ketir, Mengapa Masih Digemari Masyarakat?
-
Program MBG Jadi Contoh Reformasi Cepat, Airlangga Pamerkan ke OECD
-
Bantuan Logistik Rp600 Juta Mengalir ke Wilayah Terdampak Banjir di Sumatra
-
Kisah Muhammad Yusuf, AgenBRILink Sebatik yang Permudah Akses Keuangan Masyarakat Perbatasan
-
Meski Ada Israel, Airlangga Ngotot Indonesia Tetap Masuk Keanggotaan OECD