Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) blak-blak soal naiknya harga beras belakangan ini. Menurut BPS, kenaikan sudah terlihat dari tingkat produsen.
Biang keladinya, karena harga gabah kering giling (GKG) hingga gabah kering panen (GKP) juga ikut mengalami kenaikan.
"Di antaranya fenomena yang diperoleh adalah adanya persaingan penawaran harga oleh pembeli gabah itu sendiri baik kepada petani maupun penggilingan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini saat konferensi pers di Kantornya, Jumat (1/9/2023).
Kondisi itu juga diperparah dengan jumlah produksi beras yang mulai berkurang. Hal ini, sebab masa panen yang sudah lewat, di mana terjadi pada Juli 2023 lalu.
"Berdasarkan catatan kerangka sampel area yang dilakukan BPS, jika dibandingkan Juli 2023, maka di Agustus memang mengalami penurunan sebesar 1,55% dan produksi padi diprediksi juga turun 4,01%," jelas Pudji.
BPS mencatat, dari 1.837 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama Agustus 2023, transaksi GKP sebesar 58,52%, GKG 26,57% dan gabah luar kualitas 14,92%. Sedangkan, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 5.833 per kg atau naik 3,62% dan di tingkat penggilingan Rp 5.979 per kg atau naik 3,74% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Selanjutnya, rata-rata harga GKG di tingkat petani naik 5,82% menjadi Rp 6.760dan di tingkat penggilingan naik 5,57% menjadi Rp 6.868 per kg. Kemudian, harga gabah luar kualitas di tingkat petani naik 5,30% menjadi Rp 5.712 per kg, dan di tingkat penggilingan naik 4,66% menjadi Rp 5.829 per kg.
Sementara, pada Agustus 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan naik 1,88% jadi Rp 11.754 per kg. Sedangkan, beras kualitas medium di penggilingan naik 3,19% jadi Rp 11.475 per kg, serta rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan naik 2,16% jadi Rp 10.525 per kg.
"Dibandingkan dengan Agustus 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Agustus 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 18,72%; 22,62%; dan 16,05%," pungkas Pudji.
Baca Juga: Pak Jokowi! Harga Beras Tembus Level Tertinggi, Orang Miskin Sulit Makan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing