Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan melakukan importasi beras dari Kamboja sebesar 250 ribu ton. Keputusan importasi ini ditengah harga beras yang saat ini menyentuh rekok tertinggi.
Jokowi mengungkap hal itu saat menerima kehadiran Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. Dia memuji keputusan Kamboja mengekspor beras ke Indonesia.
"Saya mengapresiasi sambutan Kamboja terkait keinginan Indonesia untuk mengimpor beras dari Kamboja sekitar 250 ribu ton beras per tahun," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Jokowi memastikan Indonesia akan membalas hal tersebut. Salah satunya dengan membantu sektor ketahanan pangan Kamboja.
"Indonesia juga siap untuk mendukung Infrastruktur ketahanan pangan Kamboja melalui pasokan pupuk," ujarnya.
Indonesia menjajaki rencana impor beras dari Kamboja sejak batal mengimpor beras 1 juta ton dari India. India menutup keran ekspor beras demi mengamankan stok beras dalam negeri.
Sebelumnya, harga beras di Indonesia menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadi yang terburuk pada hari ini Kamis (31/8/2023).
Hal tersebut berdasarkan rilis data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Dari data yang disampaikan per hari ini harga beras medium secara nasional di kisaran 12,300 - 12,400 / kg. Sedangkan harga beras premium dikisaran 14,000 - 14,200.
"Kondisi ini merupakan kondisi terburuk dan record kenaikan harga beras," ungkap Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri.
Baca Juga: Presiden Jokowi Prediksi Ketum Hipmi Akbar Buchari Bakal Jadi Menteri Tahun Depan
Dirinya mengatakan IKAPPI mendorong agar ada upaya-upaya percepatan pencegahan kenaikan harga yang lebih tinggi agar tidak masuk ke dalam ‘darurat beras nasional’
"Meski belum masuk pada fase darurat beras secara nasional, tetapi memang potensi itu terus ada karena kami melihat bahwa dilapangan saat ini di tingkat penggilingan sudah cukup sulit mendapatkan beras bahkan berebut," paparnya.
Sedangkan disisi lain kata dia Kementerian Pertanian masih meyakini bahwa akan ada panen di September, tetapi hal tersebut belum cukup untuk bisa meredam kenaikan harga beras.
"Kami sendiri melihat fakta di lapangan melalui keluhan dari pedagang pasar se-Indonesia," katanya.
Menurut dia stok beras yang dimiliki secara nasional masih belum cukup dalam waktu 4 bulan ke depan, maka dari itu dirinya meminta kepada Presiden untuk mengupayakan langkah-langkah yang efektif.
"Karena bagaimanapun juga beras adalah satu-satunya bahan pangan yang wajib di masyarakat sehingga kami mendorong untuk dilakukan percepatan penguatan penanganan agar tidak terjadi kepanikan dibawah," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang