Suara.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati ingin memproduksi bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan. Hal ini sebagai upaya mencapai target nol emisi karbon di 2060.
Salah satu yang dilakukan yaitu, dirinya mengembangkan minyak kelapa sawit menjadi BBM yang ramah lingkungan. Kekinian, Nicke tengah mengembangkan B35, di mana BBM campuran minyak kelapa sawit 35% dan BBM solar 65%.
Menurut dia, pengembangan BBM campuran minyak kelapa sawit ini bisa terjadi, karena Indonesia adalah penghasil sawit terbesar di dunia.
"Jadi kita bisa lihat dalam beberapa tahun terakhir, kita dorong program biodiesel sampai sekarang B35 berbasis kelapa sawit. Karena kita salah satu penghasil kelapa sawit besar," ujarnya dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Park Hyatt, Jakarta, yang dikutip, Jumat (8/9/2023).
Pengembangan BBM ramah lingkungan seperti Biodiesel ini justru berefek ganda bagi Indonesia. Sebab, bukan hanya mengurangi emisi karbon, pengembangan Biodiesel juga bisa menciptakan lapangan kerja.
"Biodiesel adalah sustainable energy yang memang cocok untuk Indonesia karena bisa meng-create lapangan pekerjaan, mulai dari perkebunan, di pabrik prosesnya, maupun di distribusi. Jadi ini salah satu yang diluncurkan," imbuh Nicke.
Kendati begitu, dia menyebut, butuh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk mengembangkan energy bersih. Di Pertamina, bilang Nicke, telah diluncurkan Pertamina Sustainable Academy untuk pengembangan SDM.
"Tadi baru saja kita launching Pertamina Sustainable Academy, karena memang kita salah satu tantangan terbesar adalah menyiapkan sumber daya manusia termasuk juga masyarakat agar lebih memahami bagaimana program yang sustainability, karena tanpa keterlibatan semua pihak target net zero emission 2060 akan sulit tercapai," jelas dia.
"Sustainable artinya adalah semua materialnya dan bahan bakunya dimiliki oleh Indonesia. Jadi bukan cuma bicara' green saja, tapi juga harus sustainable, suplainya harus ada terus menerus kemudian kita memiliki kemampuan untuk kelolanya jadi energy lebih baik yang disebut low carbon energy," pungkas Nicke.
Baca Juga: GGB dan SPN Subulussalam Rambah Perkebunan Sawit untuk Jangkau 35.000 Pekerja
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diminta OJK Perbanyak Porsi, Proyeksi Keuangan Hijau Bakal Naik pada 2026
-
Mentan Amran: Korban Bencana Sumatra Harus Dibantu, Negara Memanggil!
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar Amerika Loyo ke Rp16.667
-
IHSG Bergerak 2 Arah di Awal Sesi Hari Ini, Tapi Cenderung Melemah
-
Harga Emas Antam Meroket Lagi Hari Ini, Jadi 2.453.000 per Gram
-
Lewat AIIR, Indonesia Serius Tingkatkan Kepercayaan Investor Asing di Pasar Modal
-
CIMB Niaga Siap Berikan Kelonggaran Kredit Bagi Bencana Banjir Sumatra
-
Waduh, OJK Temukan 39.392 Rekening Terhubung Judi Online!
-
Infrastruktur Rusak, Pakar Nilai Pemulihan Listrik di Aceh Memang Perlu Bertahap
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen