Suara.com - Investor Lo Kheng Hong mengungkapkan alasannya menjual saham Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) dan beralih ke saham dari perusahaan BUMN di bidang energi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Dalam salah satu pengakuannya, Lo Kheng Hong mengatakan, fundamental PGAS jadi salah satu alasannya. Bagi dia, berinvestasi pada saham-saham perusahaan dengan fundamental positif akan membawa manfaat di masa depan.
Menurut dia, berinvestasi dalam saham perusahaan BUMN atau perusahaan swasta sama saja. Dua emiten terkait sama-sama menarik selama fundamental perusahaan baik dan dikelola dengan baik oleh manajemennya.
“Jadi sama saja kalau perusahaan BUMN yang bagus dan murah tetap saya beli, jadi tidak ada bedanya,” kata dia.
Lo Kheng Hong juga menegaskan bahwa ia tidak terlalu memperhatikan support atau resisten ketika membeli saham. Bahkan, faktor teknikal bukanlah syarat utama bagi dirinya dalam memutuskan untuk membeli saham.
Sebagai informasi, pendapatan PGAS mengalami kenaikan sebesar 2,5 persen menjadi 1,7 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 1,74 miliar dolar AS.
Namun, laba bersih PGAS mengalami penurunan akibat tingginya beban biaya yang diakibatkan oleh kebijakan di luar kendali manajemen PGAS, terutama terkait kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT). Laba bersih PGAS mencapai sekitar 145,323 juta dolar AS pada paruh pertama tahun 2023, mengalami penurunan sekitar 39 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 242,960 juta dolar AS.
Selain PGAS, Lo Kheng Hong juga menceritakan pengalaman saat membeli saham perusahaan BUMN lainnya, yaitu PT Timah Tbk (TINS). Yang membedakan, saat ia ingin membeli saham TINS, ia tidak memiliki dana tambahan, sehingga ia harus menjual villa miliknya.
"Sehabis saya beli saham PT Timah Rp 290 naik ke Rp 2.900 saya jual. Kemudian booming komoditas lari lagi ke 38.000,” tegas dia dalam salah satu forum yang dikutip melalui Youtube Lampu Aladin IDX.
Baca Juga: Emiten Bank Hary Tanoe Haus Modal, Mau Terbitkan Saham Baru 13,5 Miliar Lembar
Saham PGAS pada hari ini dibuka dengan harga 1.435 pada hari ini, Kamis (14/9/2023) setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya, harga saham PGAS berada di kisaran Rp 1.350 per saham.
Dalam sepekan terakhir, harga saham PGAS cenderung stabil, sedangkan dalam sebulan terakhir mengalami penurunan sekitar 2,5 persen.
Berita Terkait
-
Berhasil Transformasi, Saham BRI Diproyeksi Terus Naik di Semester II-2023
-
Kinerja BRI Diproyeksi Akan Lebih Baik, Berikut Beberapa Faktornya Menurut Analis
-
2 Analis Proyeksi Kinerja BRI di Semester II Akan Lebih Baik
-
Berhasil Transformasi, Saham BRI Diproyeksi Tembus hingga ke Level Rp6.150
-
Saham BBRI Diproyeksi Terus Naik Efek Keberhasilan Transformasi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
Terkini
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
IHSG Masih Betah Bergerak di Level 8.000 pada Awal Sesi Perdagangan Kamis
-
OJK Lakukan Investigasi Imbas Pembobolan RDN di BCA
-
6 Perumahan Subsidi Murah di Depok, Harga Mulai 140 Jutaan
-
Banyak Wisatawan Asing, Harga Tanah di Negara Ini Mencapai Rp 5,2 Miliar per Meter
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Perkuat Integrasi Saluran Pembiayaan & Digitalisasi UMKM Smesco Gandeng XSYST
-
Bukti Nyata Kekuatan Emas: Investasi Sejak Tahun 1987, dari Ratusan Ribu Jadi Puluhan Juta Rupiah