Dengan beroperasinya pabrik tersebut diharapkan mampu menimbulkan multiplier effect pada para pelaku UMKM, IKM, rumah tangga di sekitar lokasi, hingga industri lain, khususnya industri roll forming di Indonesia sehingga mereka bisa mendapatkan akses ke bahan baku yang baik dan berkualitas.
“Phoenix Project ini terbagi menjadi 3 fase. Pada fase pertama ini, kami meresmikan pabrik colour coating line dengan mesin paling mutakhir produksi ukraina yang dapat memproduksi 95 ribun ton baja lapis warna per tahun. Colour coating line ini sendiri merupakan proses pewarnaan atau proses lanjutan khususnya untuk mendukung program pemerintah pada hilirisasi pada industri baja yang dapat memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi banyak pihak mulai dari UMKM, IKM, hingga industri roll forming tanah air,” terangnya.
Stephanus menambahkan, sebelumnya di tahun 2019 pabrik pertama Tata Metal Lestari sudah melakukan pelapisan dari aluminium seng dan zinc. Kemudian proses lanjutannya diberikan pewarnaan yang memang memberikan nilai tambah yang lebih besar lagi. Secara peluang, hilirisasi untuk BjLAS warna ini pabriknya memang belum banyak. Untuk itu harapannya produk akhirnya nanti bisa menjadi subtitusi impor.
Sementara itu, terkait penerapan industri hijau Stephanus menerangkan, Tatalogam Group selama ini sellau mengarusutamakan industri hijau dalam kegiatan produksi mereka.
Ia menjelaskan, selama ini ada 3 pilar yang diusung dan diterapkan dalam perusahaan yang ia pimpin. Ketiga pilar itu adalah zero emissions, waste manajemen, dan yang terakhir penggunaan energy yang lebih bijak. Ketiga pilar ini juga idterapkan dalam Phoenix Project ini.
“Tiga pilar dalam industri hijau ini juga kami implementasikan dalam pembangunan pabrik colour coting line yang baru kami resmikan ini. Kami berinvestasi pada mesin berteknologi canggih ramah lingkungan yang menggunakan RTO. Dengan begitu, mesin dapat memindahkan panas yang tadinya sudah digunakan agar bisa dikembalikan lagi sehingga energy yang digunakan jauh lebih sedikit. Yang kedua adanya solar panel atau panel surya yang kami install di atas atap dengan kapasitas total 1 mega watt yang mayoritas sekarang sudah digunakan untuk proses pelapisan ini. Goalsnya nanti produk-produk yang kami produksi ini bisa digunakan di seluruh dunia, khususnya di eropa yang saat ini sedang menerapkan CBAM atau Carbon Border Mechanisme,” terang Stephanus.
Stephanus mengakui, pada industri baja, penerapan ndustri hijau masih menjadi tantangan. Karena industri baja adalah salah satu industri yang mencemari lingkungan. Untuk itu ia berharap pemerintah lebih berhati-hati menerima investasi, khususnya investasi dari luar negeri yang tidak mengikuti standar ramah lingkungan.
Dengan begitu, Indonesia bisa terhindar dari masuknya mesin-mesin bekas yang sudah sudah tidak layak digunakan namun tetap dipaksakan beroperasi sehingga pada akhirnya menimbulkan polusi dan emisi di tanah air ini.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Singgung Hilirisasi Industri di Lampung
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Terkini
-
OJK Catat Sektor Perbankan Tetap Sehat, NPL Minim dan CAR Kuat
-
Bahlil Laporkan Progres Listrik Desa dan Lifting Minyak ke Presiden
-
Kasus Fraud Maybank, OJK: Ini Masalah Serius!
-
Telkom Indonesia Bersinergi dengan Kampus Mendorong Transformasi Digital Berbasis AI
-
BLT Kesra Rp900 Ribu Mulai Cair! Cek Status Penerima dan Solusi Jika Dana Belum Diterima
-
Trump-Xi Jinping 'Damai', Mendadak AS Malah Blokir Chip Nvidia ke China
-
Bos Bank Indonesia : Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka
-
Harga Emas Antam Mulai Naik Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.286.000 per Gram
-
Rupiah Rontok Lawan Dolar Amerika, Tembus Rp 16.738
-
IHSG Lanjutkan Reli Penguatan di Awal Sesi, Cek Saham yang Cuan