Suara.com - Profil perusahaan teknologi asal Jerman, SAP viral di Indonesia setelah perusahaan tersebut diduga menyuap pejabat di beberapa negara, termasuk Indonesia, untuk memuluskan langkah mereka mengembangkan proyek di negara – negara sasaran.
SAP diduga kuat sudah melakukan praktik korupsi di Indonesia sejak 2015 - 2018. Dua Kementerian ikut terseret dalam kasus penyuapan ini, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (saat ini bernama BAKTI Kominfo). Namun, belum ada tanggapan resmi dari KKP atau BAKTI Kominfo terkait dugaan tersebut.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku sudah menerima informasi terkait langkah Departemen Kehakiman Amerika Serikat (Department of Justice-DoJ) yang mendenda perusahaan pengembang software Jerman itu dengan total nilai Rp3,4 triliun.
Berkaitan dengan hal ini, Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata menyebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Ia menambahkan, KPK juga menjalin komunikasi dengan dengan Departemen Kehakiman AS terkait kasus SAP yang diduga terjadi di Indonesia.
Menurut DoJ, SAP melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing (Foreign Corrupt Practices Act/FCPA). Undang-undang ini melarang perusahaan AS dan afiliasinya untuk memberikan suap kepada pejabat asing dengan maksud untuk memuluskan atau memudahkan transaksi bisnis.
Profil Perusahaan SAP
SAP menyatakan diri sebagai pemimpin pasar perusahaan pengembang perangkat lunak. Berkantor pusat di Jerman, SAP membantu membuat aplikasi untuk perusahaan – perusahaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
SAP bahkan mencantumkan nomor kontak khusus untuk pelanggan di Indonesia. Di Benua Amerika, perusahaan ini berkantor antara lain di Argentina, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sementara di Asia, selain Indonesia, perusahaan juga mendirikan cabang di China, India, Malaysia, dan lainnya.
Perusahaan melayani segala jenis industri dan semua ukuran perusahaan. Mereka menciptakan jaringan perusahaan cerdas yang memberikan transparansi, ketahanan, dan keberlanjutan di seluruh rantai pasokan.
Baca Juga: KPK Tetapkan Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga Jadi Tersangka Kasus Suap
Rangkaian aplikasi dan layanan end-to-end memungkinkan pelanggan beroperasi secara menguntungkan, beradaptasi terus menerus, dan membuat perbedaan di seluruh dunia.
Data perusahaan menunjukkan SAP memiliki lebih dari 24.000 perusahaan mitra di seluruh dunia. Mereka mempekerjakan 105.000 karyawan di 157 negara, serta dengan total keuntungan lebih dari 29 miliar euro.
Produk andalan yang dijual di antaranya adalah layanan kecerdasan buatan, layanan cloud eksklusif, serta manajemen dokumen dengan bantuan komputer.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
KPK dan FBI Usut Kasus Suap SAP yang Diduga Seret Nama Pejabat
-
Terseret di Kasus Korupsi SAP, BAKTI Kominfo Buka Suara
-
Kronologi Perusahaan Jerman Didenda Rp3,4 triliun Usai Suap Pejabat Indonesia
-
Pejabat di KKP dan Bakti Kominfo Diduga Disuap Perusahaan Asal Jerman, Ini Langkah KPK
-
KPK Tetapkan Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga Jadi Tersangka Kasus Suap
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Rupiah Anjlok Rp 16.800, Menko Airlangga Akui Belum Bertemu Gubernur BI! Ada Apa?
-
Aduh, Rupiah Sakit Lagi Lawan Dolar Amerika di Awal Bulan Oktober
-
IHSG Bangkit di Rabu Pagi, Tapi Diproyeksi Melemah
-
Emas Antam Terus Melonjak, Hari Ini Seharga Rp 2.237.000 per Gram
-
Dugaan Penggelapan Duit Ro 30 Miliar, Ini Pembelaan Maybank Indonesia
-
Tak Jadi Ditutup, Menhub Dudy Minta KAI Bangun JPO dari Hotel Shangri-La ke Stasiun Karet-BNI City
-
Dukuh Atas Jadi Pusat Transportasi, Patung Jenderal Sudirman Bakal Dipindah
-
IHSG Berpotensi Rebound, Ancaman Shutdown AS Diabaikan Wall Street
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Antam Naik Jadi Rp 2.335.000, Emas UBS Lagi Turun!
-
Emas Meroket! Ini 3 Alasan di Balik Kenaikan Harga Mineral Pada September