Suara.com - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat ini unggul sementara dalam Real Count KPU dengan perolehan suara mencapai 58% per Selasa (20/2/2024).
Jika hasil ini tidak berubah sampai penghitungan resmi selesai kemungkinan besar Pemilu 2024 akan satu putaran dan paslon ini akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dan membuat kabinet baru.
Yang menarik, Prabowo sendiri kemungkinan besar tak akan memasukkan nama Sri Mulyani dalam jajaran kabinetnya. Tak hanya itu mantan Danjen Kopassus ini juga berencana merombak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo mengungkapkan bahwa chemistry antara Prabowo dan Sri Mulyani tak pernah sejalan dan seirama.
"Tapi kalau saya sebagai ekonom membaca dan melihat memang chemistry Pak Prabowo dengan Mba Ani (panggilan Sri Mulyani) enggak jalan," ujarnya kepada media dikutip Selasa (20/2/2024).
Meski demikian kata dia hingga saat ini belum ada pembicaraan resmi terkait susunan menteri kabinet yang bakal siapkan.
"Pasti nanti akan ada pembicaraan dan pengaturan berapa yang parpol dan berapa nonparpol," jelasnya.
Yang jelas, kata Drajad, Prabowo menginginkan para pembantunya nanti diisi oleh orang-orang yang mempunyai misi sama dalam memajukan Indonesia.
"Pak Prabowo mengatakan siapa saja yang ingin membantu Indonesia, maka akan masuk (tim kabinet). Tapi kembali lagi, semua keputusan presiden yang dilantik nanti," katanya.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Jawab Singkat Padat soal Bocoran Daftar Menteri, Warganet: Cuek Amat
Tak hanya soal itu, Prabowo sendiri juga berencana akan merombak struktur organisasi Kemenkeu sesuai dengan janji kampanye. Salah satunya memisahkan Ditjen Pajak dan membentuk lembaga baru bernama Badan Penerimaan Negara.
Janji tersebut terlihat dalam Visi Misi Indonesia Maju 2024 yang dibuat mereka. Setidaknya ada 8 program yang akan dibuat dalam visi misi mereka bertajuk '8 Program Hasil Terbaik Cepat'.
Salah satunya program yang menarik adalah soal pendirian Badan Penerimaan Negara.
"Pendirian Badan Penerimaan Negara ditargetkan meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB mencapai 23 persen," sebut dokumen tersebut.
Oleh karena itu, anggaran pemerintah perlu ditingkatkan dari sisi penerimaan yang bersumber dari pajak dan bukan pajak (PNBP).
"Untuk itu, negara membutuhkan terobosan konkret dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari dalam negeri," kata Prabowo-Gibran.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya
-
IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?
-
Bank Indonesia Buka Suara Disebut Jual Cadangan Emas 11 Ton
-
Harga Emas Hari Ini Naik Semua! Antam Tembus Rp 2.356.000, Emas UBS Meroket!
-
Marak Apartemen Kosong, Begini Caranya Biar Investasi Properti Tetap Cuan
-
Staycation Jadi Mesin Pertumbuhan Sektor Hospitality
-
Update Nominal Dana Bantuan KJP Plus per Jenjang, Kapan Bisa Dicairkan?
-
Viral Peras Pabrik Chandra Asri, Ketua Kadin Cilegon Dituntut 5 Tahun Penjara
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!