Suara.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melaporkan kinerja keuangan mereka sepanjang tahun 2023, hasilnya laba bersih emiten dengan kode PGAS ini mencatat laba senilai USD278,09 juta.
atau menurun 14,7 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai USD326,23 juta.
Mengutip laporan keuangan PGAS dalam laman BEI, Rabu (13/3/2024) hasil laba ini mengalami penurunan sebesar 14,7 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai USD326 juta.
Kondisi ini juga membuat laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot ke level USD0,0115 per lembar pada akhir tahun 2023. Sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level USD0,0135 per helai.
Padahal, Direktur Utama PGAS, Arief Setiawan Handoko melaporkan, pendapatan sepanjang tahun 2023 senilai USD3,646 miliar.
Hasil itu tumbuh 2,18 persen dibanding tahun 2022 yang setara USD3,568 miliar.
Rinciannya, pendapatan niaga gas bumi kepada pihak ketiga meningkat 13,1 persen secara tahunan menjadi USD1,888 miliar pada tahun 2023.
Senada, transmisi gas kepada pihak berelasi tumbuh 5 persen secara tahunan menjadi USD189,72 juta.
Demikian juga dengan pendapatan jasa regasifikasi kepada pihak berelasi naik 24,5 persen secara tahunan menjadi USD127,63 juta. Bahkan, transportasi minyak kepada pihak berelasi melonjak 155,1 persen menjadi USD125,76 juta.
Baca Juga: Penjualan Curah dan Ekspor Meningkat, SMGR Berhasil Jual 40,62 Juta Ton Semen
Tapi pendapatan niaga gas bumi kepada pihak berelasi turun 17,1 persen secara tahunan menjadi USD684,63 juta pada tahun 2023.
Senasib, penjualan minyak dan gas bumi kepada pihak ketiga melorot 21,15 persen secara tahunan menjadi USD350,58 juta. Sayangnya, total beban pokok pendapatan membengkak 4,4 persen secara tahunan menjadi USD2,912 miliar pada tahun 2023.
Salah satu pos pengungkitnya, pembelian dan transmisi gas bumi naik 6,5 persen secara tahunan menjadi USD1,914 miliar. Akibatnya, laba kotor terkikis 6,02 persen secara tahunan menjadi USD733,57 juta.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 18,5 persen secara tahunan menjadi USD3,058 miliar pada akhir tahun 2023. Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 2,9 persen secara tahunan menjadi USD3,54 miliar pada tahun 2023.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda
-
Bank Mega Syariah Catat Dana Kelolaan Wealth Management Tembus Rp 125 Miliar
-
Pertamina Tindak Lanjuti Keluhan Konsumen, Lemigas Beberkan Hasil Uji Pertalite di Jawa Timur
-
Naik Tips, OCBC Nisp Catat Laba Rp3,82 Triliun