Suara.com - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia yang didukung oleh Suara.com kembali menggelar Youth Economic Summit 2024. Gelaran ini telah dimulai sejak Februari hingga Oktober 2024.
Gelaran Youth Economic Summit 2024 bertujuan untuk menjaring anak muda untuk bisa mengeluarkan ide-ide yang fresh dalam keberlanjutan ekonomi di dalam negeri.
Pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini mengatakan, banyak potensi ide dari anak muda yang bisa memajukan perekonomian. Menurut dia, Youth Economic Summit 2024 ini juga untuk mengenalkan anak muda terhadap isu-isu terbaru tentang ekonomi.
"Isu dengan ekonomi luas perlu anak muda supaya lebih paham dan mengemukakan ide ide dan berani berpartisipasi melakukan apa yang menjadi keahlian mereka dan potensi mereka," ujar Hendri di Kantor Suara.com, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono mengatakan, banyak sekarang anak muda yang terlibat dalam isu ekonomi. Dia menambahkan, Youth Economic Summite 2024 akan menjaring ide-ide anak muda terkait dengan ekonomi hijau.
"Anak muda terlibat di isu ekonomi. Ini melibatkan anak muda yang peduli isu ekonomi baik ekonomi hijau kreatif dan terkait ide ide besar," ucap dia.
Sebelumnya, CORE Indonesia menggelar acara diskusi bertajuk 'Ruang Gagasan' yang merupakan seri diskusi menuju Youth Economi Summit (YES) 2024.
Acara yang dikhususkan untuk kalangan anak muda ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gagasan penting dari sektor ekonomi bagi pemerintahan baru pada Oktober 2024 mendatang.
Setidaknya ada 10 tema diskusi berbeda yang akan digelar setiap bulannya dari bulan Februari hingga Oktober 2024.
Baca Juga: Satu Dekade Suara.com #10kalJadiTerkenal: Angkat Semangat Keberagaman dan Kolaborasi
Pada seri perdana ini CORE Indonesia mengangkat isu terkait 'Towards an Inclusive Green and Digital Economy' yang diadakan di Kantor Pusat CORE Indonesia di Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (27/2/2024).
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan diskusi ini diharapkan dapat menciptakan gagasan-gagasan penting agar bisa menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan lewat pemerintahan baru yang akan dilantik.
Diskusi ini dia bilang bukan hanya sekedar belajar terkait isu-isu ekonomi tapi juga suara yang dihasilkan dalam diskusi ini bisa masuk kepada para pengambil kebijakan kedepannya.
"Anak-anak muda banyak sekali pemikiran yang kritis dan out of the box dengan pemikiran yang tidak kalah sebetulnya," kata Faisal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani