Suara.com - Tesla akan memberhentikan lebih dari 10% tenaga kerja globalnya, menurut memo yang dikirimkan kepada karyawan oleh CEO Elon Musk.
Saham perusahaan ditutup turun lebih dari 5% pada hari Senin. "Saat kami mempersiapkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya, sangat penting untuk mempertimbangkan setiap aspek perusahaan untuk pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas," kata Musk dalam memonya dikutip dari CNBC, Selasa (16/4/2024).
"Sebagai bagian dari upaya ini, kami telah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap organisasi tersebut dan membuat keputusan sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami lebih dari 10% secara global," tambah memo itu.
Memo itu pertama kali dilaporkan oleh Electrek. Tesla memiliki 140.473 karyawan pada Desember 2023. Jika melakukan PHK 10% itu berarti Elon Musk bakal melakukan PHK kepada 14 ribu pekerjanya.
Saham Tesla terpuruk dalam beberapa bulan terakhir, anjlok 31% year to date. Meskipun penjualan kendaraan listrik masih mendapatkan popularitas di seluruh dunia, tingkat pertumbuhan penjualannya melambat terutama untuk Tesla. Perusahaan kini menghadapi lebih banyak persaingan dibandingkan sebelumnya.
Untuk mengakhiri tahun 2023, BYD Tiongkok untuk sementara mencopot Tesla sebagai pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia. Perusahaan ponsel pintar Tiongkok Xiaomi pada bulan Maret mengatakan akan menjual mobil listrik pertamanya dengan harga yang jauh lebih murah daripada Model 3 Tesla.
Musk sebelumnya menyadari bahwa Tiongkok, yang merupakan rumah bagi pabrik Tesla yang besar, mungkin juga menjadi rumah bagi pesaing terkuat perusahaan tersebut.
"Ada banyak orang di luar sana yang berpikir bahwa 10 perusahaan mobil teratas adalah Tesla, diikuti oleh sembilan perusahaan mobil Tiongkok. Saya pikir mereka mungkin tidak salah," kata Musk pada bulan November.
Beberapa calon pelanggan Tesla kini mengabaikan merek tersebut karena retorika Musk yang menghasut
Baca Juga: Impian Punya Mobil Listrik Tercapai! Ikuti Promo BRI & Menangkan Hyundai Ioniq 5!
Awal bulan ini, Tesla melaporkan penurunan tahunan pertama dalam pengiriman kendaraan sejak tahun 2020, ketika pandemi Covid-19 mengganggu produksi yang tidak sesuai dengan permintaan pengiriman pada kuartal pertama turun sebesar 8,5% menjadi 386,810 pada kuartal pertama, dengan output turun 1,7 % dari tahun sebelumnya dan 12,5% secara berurutan meskipun ada diskon dan insentif yang ditawarkan kepada pelanggan sepanjang kuartal tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya
-
Pertamina Blokir 394.000 Nomor Kendaraan, Tak Bisa Lagi Beli Pertalite dan Solar Subsidi
-
Pertamina Setor Dividen Jumbo ke Danantara, Capai Rp 23 Triliun hingga September 2025
-
BTN Gandeng Arsitek Hingga Pengembang Gali Inovasi Baru Sektor Properti
-
Pemerintah Mau Sulap Thrifting Pasar Senen dan Gedebage, 1.300 Merek Lokal Disiapkan