Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan saham PT Barito Renewables Tbk (BREN) masuk kategori aktivitas perdagangan tidak wajar (Unusual Market Activity/UMA) kemarin (17/4). Hal ini disebabkan saham BREN yang mengalami peningkatan harga saham di luar kebiasaan.
Ketika dikonfirmasi terkait hal tersebut, Direktur dan Corporate Secretary BREN, Merly menjelaskan, BREN tidak berada dalam posisi yang tepat untuk menanggapi terkait pergerakan harga saham karena hal tersebut merupakan mekanisme pasar/market.
"Terkait sentimen positif dari market, kami melihat bahwa hal ini merupakan refleksi dari kepercayaan dan apresiasi market terhadap langkah-langkah ekspansif yang dilakukan perusahaan," kata Merly.
Baru-baru ini BREN telah menyelesaikan akuisisi pembangkit Listrik tenaga angin Sidrap 1 dengan nilai USD 102,2 juta dengan kapasitas pembangkit Listrik sebesar 75 MW.
Selain itu, BREN bermitra dengan anak usaha ACEN Renewables International juga telah menyelesaikan akuisisi dari tiga aset late-stage development di Sulawesi Selatan, Sukabumi dan Lombok pada Januari kemarin.
Selesainya akuisisi strategis tersebut menandai ekspansi Barito Renewables ke dalam sektor energi angin, melengkapi rekam jejak yang sudah ada di sektor geothermal dan semakin menegaskan komitmen Perseraon untuk turut mengantarkan energi berkelanjutan di Indonesia.
“Penambahan portofolio tenaga angin ini merupakan contoh nyata keseriusan BREN dalam mengantarkan energi terbarukan untuk Indonesia terutama demi mencapai net zero target,” tambah Merly.
Sepanjang 2023 lalu, BREN membukukan kinerja pertumbuhan yang stabil yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil di operasional geothermal kami. Persoran mencatat pendapatan sebesar US$594,9 juta (+4,4% YoY), yang terutama disebabkan oleh peningkatan kapasitas listrik geothermal sebesar 3,4% dan penyesuaian tarif yang lebih tinggi di unit Salak, Darajat, dan Wayang Windu.
Komitmen BREN untuk menjaga keunggulan operasional sepenuhnya tercermin dalam realisasi capacity factor, yang tetap berada di atas 90% sepanjang tahun 2023 dan memperkuat posisi kuat geothermal sebagai energi terbarukan dengan energi baseload yang dapat diandalkan.
Baca Juga: Ngeri! Bos Bursa Ketar-ketir Perang Iran Vs Israel Berkepanjangan
Selain itu, dengan disiplin biaya yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan EBITDA tahun 2023 sebesar 6,1% YoY menjadi rekor tertinggi sebesar US$501,9 juta, yang menyebabkan meningkatnya margin EBITDA menjadi 84% dibandingkan dengan 83% pada tahun sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Investor ADRO Dapat Jatah Dividen Rp 4 Triliun, Kapan Mulai Cair?
-
Apa Itu e-Kinerja BKN? Ini Cara Akses dan Fungsinya dalam Pembuatan SKP
-
Panduan Daftar NPWP Online 2025 Lewat Coretax
-
Trump Berulah! AS Blokade Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Meroket Tajam
-
BRI Tebar Dividen Interim Rp137 per Saham, Cek Jadwal Terbaru Pasca Update
-
Harga Pangan 18 Desember: Beras, Bawang, Cabai, Daging Ayam dan Migor Turun
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
BI: Ekonomi Indonesia Bisa Tertekan Imbas Bencana Aceh-Sumatra
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar Amerika Melejit ke Level Rp16.700