Suara.com - PT Intiland Development Tbk (DILD) melakukan perombakan jajaran kursi komisaris dan direksi usai Wakil Direktur Utama mereka yakni Moedjianto Soesilo Tjahjono resmi mengundurkan diri.
Corporate Secretary Intiland Theresia Rustandi mengatakan bahwa pemegang saham telah menerima pengunduran diri Moedjianto Soesilo Tjahjono dari jabatannya selaku Wakil Direktur Utama Perseroan dan Ping Handayani Hanli dari jabatannya selaku Direktur Perseroan.
“Untuk selanjutnya, RUPS Tahunan memberikan persetujuan atas pengangkatan Ping Handayani Hanli sebagai Komisaris dan Novita Anggriani sebagai Direktur Perseroan yang baru,” kata Theresia pada konferensi pers RUPS Tahunan 2024 di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Novita Anggriani bergabung dengan Intiland sejak tahun 2015 dan menduduki sejumlah jabatan penting sebagai General Manager Perseroan dan Direktur di beberapa anak perusahaan. Sebelum di Intiland, Novita Anggriani memiliki pengalaman di bidang realestat dengan jabatan strategis di PT Jones Lang LaSalle Indonesia, Badan Penyehatan Perbankan Nasional, serta PT Colliers Jardine Indonesia.
Novita Anggriani menyelesaikan pendidikan Magister Bisnis di bidang perbankan dan keuangan dari Monash University, Melbourne, Australia tahun 2005. Sebelumnya pada tahun 1996, Novita Anggriani mendapatkan gelar Sarjana Real Estate dari Universitas Tarumanagara, Jakarta.
“Perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris ini akan memperkuat jajaran manajemen Intiland. Kami percaya perubahan ini memberikan dampak positif bagi perkembangan Perusahaan ke depan dan untuk jangka panjang,” kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono.
Melalui RUPS Tahunan, pemegang saham Perseroan juga menyetujui penggunaan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023 senilai Rp 174,1 miliar. Dari perolehan laba bersih tersebut, sebesar Rp2 miliar digunakan sebagai dana cadangan wajib Perseroan serta sisa laba bersih sebesar Rp172,1 miliar akan dicatat sebagai saldo laba.
Selain agenda tersebut, Perseroan juga menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Intiland Development Tahap III Tahun 2022 sejumlah Rp250 miliar.
Hingga 31 Desember 2023, Perseroan telah menggunakan seluruh dana yang diperoleh sesuai dengan peruntukannya. Sebesar Rp119,9 miliar digunakan untuk pembayaran sebagian utang pokok Perseroan dan entitas anak, sebesar Rp126,8 miliar untuk penambahan modal kerja Perseroan dan entitas anak, dan sisanya sebesar Rp3,2 miliar untuk biaya penawaran umum.
Baca Juga: Taspen Life Catatkan Laba Rp 90,24 Miliar Sepanjang 2023
Perseroan memaknai tahun 2023 sebagai momentum penting pulihnya kembali sektor properti nasional. Meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan industri, Perseroan terus berinovasi dan berupaya untuk meningkatkan kinerja usaha.
Archied mengungkapkan kinerja Intiland di tahun 2023 relatif membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp3,9 triliun, naik Rp758,1 miliar atau 24 persen dibandingkan tahun 2022.
Pendapatan pengembangan (development income) juga memberikan kontribusi Rp3,1 triliun atau 80,3 persen dari keseluruhan dan melonjak 29 persen dibandingkan tahun 2022. Sementara pendapatan berkelanjutan (recurring income) memberikan kontribusi Rp771 miliar atau 19,7 persen dari keseluruhan. Segmen ini mencetak kenaikan 7 persen dibandingkan tahun 2022.
Archied menyebut tantangan yang harus dihadapi di tahun 2024 masih cukup berat. Namun Intiland akan terus berupaya mencari solusi terbaik untuk menjaga tren pertumbuhan usaha secara jangka panjang.
"Kami terus berupaya meningkatkan kinerja, mencapai target-target pertumbuhan, maupun meningkatkan penjualan. Kemungkian tidak mudah, tapi kami percaya mampu mengeksekusi strategi-strategi terbaik untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan,” kata Archied.
Pada kuartal 1-2024, Perseroan telah membukukan marketing sales sebesar Rp232,6 miliar, menurun 3,1% dari Rp240,1 miliar pada kuartal 1-2023. Kontributor utama berasal dari penjualan di segmen rumah tapak senilai Rp117,8 miliar, yang sebagian besar berasal dari penjualan unit rumah di Serenia Hills, Talaga Bestari, Virya Semanan, Magnolia Residence, dan Tierra.
Sedangkan segmen mixed-use & high-rise mencatatkan marketing sales sebesar Rp32,6 miliar, yang terutama berasal dari hasil penjualan stok siap jual proyek-proyek high-rise di Jakarta dan Surabaya. Sementara segmen pengembangan kawasan industri membukukan marketing sales Rp82,2 miliar yang berasal dari penjualan kavling industri di Batang Industrial Park dan gudang di Aeropolis Technopark, Tangerang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global