Suara.com - Kebocoran data pada Pusat Data Nasional (PDN) menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Perkiraannya setidaknya USD 10.000 atau sekitar Rp150 juta hingga milyaran rupiah.
Nilai kerugian itu perkiraan yang mengacu pada harga jual 34 juta data paspor yang bocor kemudian diperjualbelikan di situs online pada 2021 lalu, yang terjadi tidak lebih lama dari kebocoran data PDN belakangan ini. Sementara, saat ini, kebobolan data terkait PDN Kominfo terjadi berhari-hari hingga peretas minta uang tebusan milyaran rupiah.
Server data imigrasi yang bocor merupakan bagian dari Pusat Data Nasional (PDN), yang merupakan sebuah cloud system untuk mengintegrasikan data di pusat dan daerah. Server PDN dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), lembaga yang seharusnya bertanggung jawab atas kebocoran data tersebut.
Denda soal kebocoran data sebelumnya pernah dialami oleh Google. Alphabet, induk perusahaan teknologi Google pernah menyetujui pembayaran denda USD 350 juta atau sekitar Rp5,4 triliun atas gugatan sekelompok orang yang merasa dirugikan atas kebocoran data di platform Google +. Kejadian tersebut sempat disorot pada 2018.
Kini bagaimana dengan Indonesia? Apakah pihak yang bertanggung jawab berani menanggung akibat dari kebocoran data yang belakangan menyedot perhatian publik?
Seperti diketahui, bobolnya national data center atau PDN menyebabkan terganggunya layanan imigrasi di seluruh bandara internasional di Indonesia awal pekan lalu. Info paling anyar, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengakui kalau layanan imigrasi gangguan karena adanya masalah di Pusat Data Nasional (PDN).
“Memang betul bahwa sedang terjadi gangguan pada Pusat Data Nasional yang berdampak pada beberapa layanan publik,” kata Menkominfo.
Budi Arie menyebut kalau Kominfo sedang melakukan pemulihan layanan secara bertahap. Ia juga memastikan kalau tim akan bekerja optimal demi mempercepat pemulihan.
"Saat ini kami sedang melakukan pemulihan layanan secara bertahap. Saya pastikan saat ini tim sedang bekerja secara optimal untuk mempercepat pemulihan," ucapnya.
Baca Juga: Mengenal Pusat Data Nasional yang Sedang Gangguan serta Daftar Kementerian/Lembaga Terdampak
Diketahui Ditjen Imigrasi di bawah Kementerian Hukum dan HAM jadi salah satu instansi yang melaporkan sistem PDN mengalami gangguan. Ditjen Imigrasi pun meminta maaf atas gangguan layanan tersebut karena berdampak ke seluruh layanan keimigrasian.
Terganggunya layanan imigrasi hanyalah satu dari banyaknya dampak buruk yang bisa ditimbulkan akibat kebocoran data nasional. Dampak mengerikan lainnya adalah kehilangan data pribadi dan terganggunya keamanan nasional.
Informasi sensitif yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan nasional, seperti data intelijen, rencana strategis, dan informasi personel militer, bisa jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab atau musuh negara. Ini dapat mengancam keamanan dan kedaulatan negara.
Terkini, Direktur Network & IT Solution PT Telkom, Herlan Wijanarko menyebutkan, pihaknya bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Tim Cyber Crime Polri telah meminta bantuan internasional untuk menangani serangan brain chipper ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN).
Herlan menjelaskan bahwa tim investigasi saat ini masih mengalami kesulitan dalam mengatasi serangan siber yang telah berlangsung sejak 20 Juni 2024. Hal ini disebabkan oleh penggunaan jenis ransomware baru, yaitu lockbit 3.0.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Peretas PDN Minta Uang Tebusan 8 Juta Dolar AS, Menkominfo: Gak Akan Kami Turuti
-
Kasus Serangan Siber Pusat Data Nasional, Hacker Minta Tebusan Rp 131 Miliar
-
5 Hari Lumpuh, BSSN Baru Akui Pusat Data Nasional Kena Serangan Siber Ransomware
-
Menkominfo Sebut Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Pelaku Minta Tebusan 8 Juta Dolar AS!
-
Mengenal Pusat Data Nasional yang Sedang Gangguan serta Daftar Kementerian/Lembaga Terdampak
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Mau Hilangkan Pihak Asing di Coretax, Pilih Hacker Indonesia
-
BPJS Watch Ungkap Dugaan Anggota Partai Diloloskan di Seleksi Calon Direksi dan Dewas BPJS
-
Proses Bermasalah, BPJS Watch Duga Ada Intervensi DPR di Seleksi Dewas dan Direksi BPJS 20262031
-
Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
-
Literasi Keuangan dengan Cara Baru Biar Makin Melek Finansial
-
Bahlil: Hilirisasi Harus Berkeadilan, Daerah Wajib Dapat Porsi Ekonomi Besar
-
Menkeu Purbaya Akhirnya Ungkap Biang Kerok Masalah Coretax, Janji Selesai Awal 2026
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Bahlil Dorong Hilirisasi Berkeadilan: Daerah Harus Nikmati Manfaat Ekonomi Lebih Besar
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat