Suara.com - Nilai tukar rupiah anjlok terhadap dolar AS pada perdagang Selasa pagi. Pelemahan rupiah ini karena pasar menunggu testimoni Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat hari ini terutama terkait kebijakan suku bunga AS.
Seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (9/7/2024), kurs rupiah turun 46 poin atau 0,29 persen menjadi Rp 16.304 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.258 per dolar AS.
"Para investor menantikan testimoni Powell di hadapan Komite Perbankan Senat hari ini," ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede.
Josua melanjutkan, penguatan dolar AS juga didukung oleh sentimen risk-off di Eropa setelah koalisi Sayap Kiri keluar sebagai pemenang dalam pemilihan legislatif Perancis.
Penguatan dolar AS juga didorong oleh rilis data kredit konsumen AS Mei 2024 yang lebih tinggi dari ekspektasi, mengimplikasikan permintaan konsumen yang kuat di Amerika Serikat.
Rupiah memangkas penguatannya terhadap dolar AS di awal sesi perdagangan, dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi politik Eropa setelah pemilu Perancis.
Sementara obligasi pemerintah Indonesia melanjutkan penguatan, tercermin dari tren penurunan imbal hasil pada sesi Senin. Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia turun sebesar 1-4 basis poin (bps).
Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp17,17 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14,20 triliun.
Kepemilikan asing pada obligasi rupiah turun sebesar Rp1,12 triliun menjadi Rp808 triliun atau 13,91 persen dari total outstanding pada 5 Juli 2024.
Baca Juga: Penguatan Kurs Rupiah Bisa Terhalang Pidato Pamungkas Jerome Powell
Hari ini, pemerintah akan mengadakan lelang obligasi negara dengan target indikatif sebesar Rp24 triliun.
Seri yang dilelang dalam lelang kali ini adalah SPN3mo, SPN12mo, FR0101, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0102.
Imbal hasil seri benchmark 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing sebesar 6,91 persen (-4bps), 7,03 persen (-4bps), 7,08 persen (-1bps) dan 7,12 persen (-1bps).
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
Terkini
-
APBN 2026 Disahkan, Jadi 'Senjata' Pertama Pemerintahan Prabowo
-
Hotel Tertinggi di Dunia Bakal Dibuka November 2025, Harga Sewanya Rp 4,64 Juta per Malam
-
IPO Merdeka Gold Resources Cetak Rekor di BEI
-
MA Lantik Juda Agung Jadi Anggota Dewan Komisioner OJK
-
Menkeu Purbaya Bongkar 200 Pengemplang Pajak, Ada Nama-nama Besar?
-
Keuangan Memburuk, 1.800 Pramugari Maskapai Ini Bakal Menganggur
-
Momen Menkeu Tantang Banggar DPR Tambah Jatah Bansos: Gak Berani Rupanya
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Saldo Pencairan PIP September 2025 Belum Masuk? Begini Solusinya
-
Anggito Abimanyu Mundur dari Jabatan Wamenkeu