Suara.com - Helikopter wisata jatuh tidak lama lepas landas dari Helipad GWK, Bali pada Jumat (19/7/2024) pukul 14:37 WITA.
Dari sejumlah keterangan disebutkan bahwa helikopter nahas tersebut jatuh karena baling-baling tersangkut tali layangan.
Menanggapi hal ini anak buah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yakni Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Ditjen Perhubungan Udara Mokhammad Khusnu menyatakan pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif soal bahayanya bermain layang-layang sembarangan.
Sosialisasi ini akan masif dilakukan melalui koordinasi dengan Pj Gubernur serta Kepala Daerah di wilayah Bali.
"Sosialisasi dilakukan agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan," tegas Khusnu dalam keterangannya pada Jumat (19/7/2024).
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait jatuhnya helikopter itu, pihaknya juga sudah mengirim Inspektur Penerbangan dari Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV untuk melakukan investigasi pada lokasi kecelakaan. Pihak Whitesky Aviation juga telah mengirimkan tim investigasi ke lokasi kejadian.
Kepala Humas Basarnas, Albert Wenno, mengatakan helikopter tersebut mengudara untuk melakukan tour wisata.
Tak berselang lama usai mengudara, helikopter tersebut jatuh di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
"Awalnya heli take off dari Helipad GWK pada pukul 14.33 WITA untuk melakukan tour wisata. Belum lama mengudara, heli tersebut jatuh sekitar pukul 14.37 WITA,” kata Albert saat dikonfirmasi.
Baca Juga: Helikopter Angkut Wisatawan Jatuh di Bali, Begini Kondisi 5 Orang Korban di Dalamnya
Kemudian, Albert mengatakan pihaknya mendapat laporan tersebut sekira pukul 15.25 WITA. Setelah itu, puluhan petugas langsung menuju lokasi.
Berdasarkan informasi sementara, lanjut Albert, helikopter tersebut mengangkut 5 orang termasuk pilot dan crew.
"Seluruh korban bisa terevakuasi dalam kondisi selamat,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!