Suara.com - Direktur Utama PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Benjie Yap tampaknya masih harus mengelus-elus dada soal aksi boikot yang dilakukan terhadap produknya akibat konflik Timur Tengah antara Palestina dan Israel.
Benjie mengatakan hingga saat ini dampak boikot itu masih dirasakan terhadap kinerja perusahaan.
"Ini situasi yang sangat kompleks, puncaknya mungkin November dan Desember tahun lalu. Sentimen ini (boikot) tetap masih ada," keluh Benjie saat konfrensi pers virtualnya bersama awak media pada Rabu (24/7/2024).
Meski demikian kata Benjie, dampak boikot ini sudah agak lebih ringan ketimbang yang terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun ini.
"Dampak tetap masih ada tetapi tidak terlalu signifikan dari yang sebelumnya," ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa "Run rate" atau proyeksi kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan informasi keuangan saat ini terus membaik. Hal ini terlihat dari peningkatan pada periode ini.
Meskipun demikian, Benjie Yap tidak memungkiri bahwa boikot tersebut sempat berdampak pada citra perusahaan. Untuk itu, Unilever Indonesia terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang komitmen perusahaan terhadap prinsip-prinsip yang dimiliki perusahaan.
"Kami juga telah bermitra dengan organisasi islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) bagaimana kontribusi kita terhadap masyarakat Indonesia. Dan kami akan terus membangun kepercayaan terhadapa brand kami di Indonesia," pungkasnya.
Asal tahu saja Unilever Indonesia mencatat laporan keuangan semester I/2024, dengan raihan laba sebesar Rp2,46 triliun. Laba ini menjadi laba terendah yang dihasilkan UNVR selama 10 tahun sejak 2014.
Baca Juga: Hingga Semester I 2024 Anak Usaha YKP BRI Kantongi Laba Bersih Rp147 Miliar
Berdasarkan laporan keuangannya, UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun.
Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, dan penjualan makanan minuman sebesar Rp6,76 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas