Suara.com - Seiring dengan meningkatnya intensitas bencana alam di seluruh dunia, urgensi penanganan perubahan iklim semakin mendesak. Untuk itu, Asia Zero Emission Community (AZEC) berkomitmen untuk segera mencapai netralitas karbon tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan Advocacy Group Round Table AZEC.
Presiden Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Tetsuya Watanabe, menyampaikan bahwa para menteri yang tergabung di dalam AZEC memiliki tugas besar untuk merumuskan kebijakan yang mendorong negara-negara di ASIA dan ASEAN mencapai nol emisi karbon, serta menjadikan AZEC sebagai pusat dari nol emisi karbon dunia.
AZEC akan mengintensifkan komunikasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan sektor swasta agar memiliki pemahaman yang sama dalam peta jalan dekarbonisasi ini.
Dalam paparannya, Watanabe juga menyoroti peningkatan permintaan energi di ASEAN yang sejalan dengan pertumbuhan populasi, pembangunan ekonomi, dan perluasan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, ASEAN harus memastikan pasokan energi yang cukup sambil terus mendorong dekarbonisasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Sampai saat ini, bahan bakar fosil masih menjadi sumber energi utama di banyak negara di ASEAN, yang tentu berkontribusi pada peningkatan emisi karbon. Oleh karena itu, para menteri yang tergabung di dalam AZEC harus mampu untuk mendorong transformasi menuju pengunaan energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan.
“Terdapat berbagai opsi untuk upaya dekarbonisasi ini, namun masing-masing memiliki tantangan tersendiri. Kita perlu berkoordinasi dengan pasar untuk menarik investasi di sektor energi zero carbon,” tambah Tetsuya Watanabe ditulis Jumat (30/8/2024).
Dalam forum yang sama, Keidanren, Takashi Uchida, menyampaikan harapannya agar isu ini menjadi perhatian utama bagi negara-negara ASIA dan ASEAN. Ia berharap Advocacy Group Round Table Meeting ini, dapat mengeluarkan usulan konkret untuk mendorong penurunan emisi karbon di masing-masing negara.
Ke depan, Takashi menyebutkan bahwa akan ada penandatanganan MoU untuk membangun sistem yang mendukung keberlanjutan nol emisi karbon di masing-masing negara.
Sementara itu, Arsyad Rasyid dari ASEAN-BAC Indonesia menegaskan bahwa Indonesia sebagai bagian dari AZEC berkomitmen terhadap agenda internasional nol emisi karbon ini. Ia menilai peluang pertumbuhan ekonomi di sektor zero karbon cukup besar untuk dijadikan fokus pengembangan ekonomi ke depan.
Baca Juga: Begini Strategi ASDP Kurangi Emisi Karbon
“Perubahan iklim global harus menjadi perhatian bersama, dan kita harus melihatnya sebagai peluang,” ungkap Arsyad.
Arsyad juga menekankan pentingnya pemahaman bersama dalam mewujudkan transisi energi ini. Menurutnya, pengembangan energi zero carbon harus memiliki tingkat keamanan yang memadai, dan AZEC diharapkan dapat menjadi suara dunia usaha dalam transisi energi.
“Indonesia sangat mengapresiasi kehadiran AZEC dalam mengkampanyekan nol karbon, dan kami siap menjadikannya sebagai tantangan bagi ASIA dan ASEAN,” tambahnya.
Dr Han Phoumin, Ekonom Energi Senior, mengungkapkan bahwa saat ini bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam masih mendominasi bauran energi primer di ASEAN dan kawasan KTT Asia Timur (EAS) hingga mencapai delapan puluh persen (80%).
“Peningkatan permintaan energi ini mengancam keamanan energi dan lingkungan kawasan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa investasi dalam infrastruktur energi berkelanjutan, teknologi bersih, efisiensi energi, serta penggunaan energi terbarukan yang bersih adalah kunci untuk membawa pembangunan berkelanjutan ke kawasan tersebut, sekaligus mencapai dekarbonisasi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!