Suara.com - Penduduk usia produktif dibutuhkan oleh sebuah negara untuk mengisi pos-pos pekerjaan hingga pemerintahan. Tanpa dukungan kelompok penduduk ini, tentu tidak sedikit pos kerja yang akan terhambat. Nah, berikut daftar negara yang kekurangan penduduk usia produktif pada beberapa tahun terakhir, membuka peluang untuk menjadi TKI dan memperoleh penghasilan lebih!
Krisis pekerja dan penduduk usia produktif banyak diakibatkan oleh pandemi yang terjadi beberapa tahun lalu. Meski demikian, hal ini juga terjadi karena tren tingkat regenerasi yang menurun di banyak negara berikut ini.
1. Hungaria
Negara ini mengalami krisis karena pandemi lalu dan masih dalam pemulihan hingga saat ini. Meski pada awal 2022 diprediksi pemulihan akan mulai berjalan progresif, nyatanya Hungaria masih harus berhadapan dengan krisis tenaga kerja.
Diungkapkan oleh salah satu perusahaan layanan rekrutmen pekerja terbesar di negara tersebut, WHC Group, solusi jangka panjang untuk hal ini adalah mempekerjakan pekerja di Asia dalam jangka panjang.
2. Australia
Mungkin menjadi salah satu negara yang paling banyak diberitakan membutuhkan tenaga kerja belakangan ini, dan telah terjadi peningkatan minat untuk WNI bekerja di negara tersebut. Kekurangan penduduk usia produktif yang mau bekerja mengisi pos yang ada menjadi masalah, sebab kebutuhan tenaga kerja masih berjumlah puluhan ribu orang.
Untuk mengatasi kondisi ini, sejak akhir tahun 2021 lalu Australia telah membuka pembatas bagi pelajar atau wisatawan yang ingin ke negara tersebut. Bahkan untuk mahasiswa ada kesempatan bekerja di sana terutama di sektor pertanian.
3. Jepang
Baca Juga: Respons KBRI Tokyo Soal 'Geng TKI' Di Osaka: Jaga Nama Baik Indonesia
Serupa dengan Australia, tren keberangkatan WNI ke Jepang untuk mengisi kekurangan penduduk usia produktif juga terus meningkat. Dilaporkan bahwa Jepang sendiri termasuk salah satu negara dengan tingkat reproduksi negatif, sehingga mengalami masalah jumlah penduduk usia produktif hingga beberapa tahun ke depan.
Namun demikian keterampilan yang diperlukan di Jepang sendiri cukup spesifik, sehingga sebaiknya Anda yang berencana ke negara tersebut menyiapkan diri dengan baik.
4. Jerman
Negara yang terkenal akan sejarahnya ini juga mengalami kekurangan pekerja secara signifikan. Perubahan demografi dan pensiun di kalangan pekerja generasi tua terjadi secara masif, sehingga tuntutan akan golongan usia produktif semakin tinggi.
Jerman sendiri juga dikenal sebagai negara dengan tingkat kelahiran yang rendah dan imigrasi yang tidak merata, membuatnya akan mengalami masalah jumlah tenaga kerja pada beberapa tahun ke depan.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
-
Komeng Bikin Lelucon soal Goreng Pilkada, Netizen: Coba Gibran yang Ngomong, Serem Pasti
-
Ditawari Kerja jadi Admin Situs Judi Online di Kamboja, Polisi Tangkap 2 Tersangka Penyeludup 14 CPMI Ilegal
-
Deflasi, Daya Beli Orang RI Rontok
-
Mayday! PMI Manufaktur Indonesia di Titik Nadir, Pabrik Terancam Bangkrut
-
Respons KBRI Tokyo Soal 'Geng TKI' Di Osaka: Jaga Nama Baik Indonesia
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
3 Fakta Mobil Bank Bawa Uang Rp 4,6 Miliar Terbakar Habis
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Harga Emas Antam Melonjak Tajam Hari Ini, Cek Rinciannya
-
Ekonom Nilai Aksi Buyback BMRI Demi Stabilitas Pasar
-
IHSG Menghijau di Awal Sesi, Kembali ke Level 8.400
-
IHSG Diprediksi Menguat Lagi: Wall Street dan Bursa Saham Asia Lanjutkan Tren Positif
-
Audit Ketat dan Suntik Mati Dapur 'Nakal': Bagaimana Nasib Program Makan Bergizi Gratis?
-
Bank Mega Syariah Optimistis Raih Kinerja Positif Hingga Akhir Tahun
-
Data Uang Nganggur di Pemda Berbeda, BI: Itu Laporan dari Bank Daerah
-
Harga Emas Pegadaian Naik Tiga Hari Berturut-turut, Makin Dekat Rp 2,5 Juta