Suara.com - Konsumsi listrik per kapita di Indonesia, diharapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Bahlil Lahadalia, bisa naik menjadi 6.000 kWH hingga 6.500 kWH, guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.
Ia mengatakan, target awal konsumsi listrik per kapita adalah sebesar 5.500 kWH per kapita, namun angka tersebut diproyeksikan hanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen.
"Sudah kita memutuskan kalau di angka 5.500 itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 6 persen, maka kita dorong ke angka 6.000 sampai 6.500 untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Padahal, saat ini, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih menjadi andalan utama Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi listrik.
Dengan tingginya tuntutan kebutuhan energi. Sementara, transisi menuju energi ramah lingkungan berjalan lamban, diprediksi dampaknya akan semakin besar. Salah satu dampak negatifnya adalah polusi udara.
Merujuk pada riset dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), polusi dari PLTU Suralaya saja turut berkontribusi pada hilangnya 1.470 nyawa setiap tahunnya dan kerugian kesehatan yang menelan biaya USD 1,04 miliar (atau IDR 14,2 triliun). Meski klaim ini dibantah oleh PLN Indonesia Power, selalu pengelola delapan unit pembangkit di PLTU Suralaya.
Menurut Greenpeace, PLTU berbahan bakar batu bara dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, di antaranya, pembakaran batu bara di PLTU dapat menghasilkan partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan ozon (O3). Partikel-partikel tersebut dapat menyebar jauh dan menyebabkan penyakit pada manusia.
Selain itu, PLTU dapat melepaskan zat berbahaya seperti merkuri, belerang dioksida, karbon monoksida, selenium, dan arsenik. Zat-zat tersebut dapat menyebabkan hujan asam dan membahayakan manusia.
Meski demikian, PLTU juga memiliki beberapa keuntungan, seperti: Bahan bakar yang mudah didapat, Biaya operasional yang relatif murah, Mampu menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar.
Baca Juga: Bahlil Murka Avtur RI Disebut Bos AirAsia Termahal di Asia Tenggara
Sejalan Program Prabowo
Bahlil menambahkan bahwa keputusan ini sejalan dengan kebijakan presiden terpilih Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Kebijakan tersebut direncanakan akan dimasukkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Bahlil juga berencana untuk mengadakan pembahasan lebih lanjut dengan Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasojo.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil meminta PLN untuk lebih fokus dalam mengembangkan sistem transmisi dan jaringan listrik.
Dikutip dari Antara, Bahlil menegaskan, salah satu faktor yang menghambat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) adalah infrastruktur yang masih belum optimal. Dalam target kebijakan energi nasional, diharapkan pada tahun 2025 bauran energi dapat mencapai 23 persen.
Namun, pencapaian angka ini menjadi sulit karena infrastruktur yang diperlukan untuk menghubungkan daerah-daerah yang memiliki potensi EBT dengan wilayah lain masih belum tersedia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok