Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak terima adanya anggapan lembaga internasional yang menyebut petani Indonesia belum makmur. Padahal, bilang dia, pemerintah sudah mengeluarkan banyak kebijakan untuk kesejahteraan petani.
Kepala Negara menuturkan, pemerintah telah mengatur harga gabah di tingkat petani. Dengan kebijakan, Jokowi menilai, justru menjaga daya beli petani.
"Kalau harga gabah baik mestinya nilai tukar petani Juga baik kalau ta ada distorsi di lapangan," ujarnya setelah meninjau Gudang Bulog di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024).
Jokowi melanjutkan, pemerintah juga menjaga harga gabah agar tak anjlok. Bahkan, lewat Badan Pangan Nasional juga telah membuat harga acuan gabah Rp 6.000/kg.
"Dicek aja di lapangan, cek di petani, harga gabah berapa, dulu berapa? Hanya Rp 4.200 sekarang Rp 6.000. Itu gabah, dari situ aja kelihatan. Nilai Tukar Petani aja dicek di lapangan," beber Jokowi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2024 sebesar 119,85 poin atau naik 0,20 persen dari bulan sebelumnya.
Sebelumnya, Country Director for Indonesia and Timor-Leste, World Bank, Carolyn Turk mengungkapkan kesejahteraan petani di Indonesia masih rendah.
Hal diungkapkannya saat menghadiri Indonesia International Rice Conference (IIRC), di The Westin Resort Nusa Dua, Bali. Pernyataan itu terlihat dari pendapatan petani yang di bawah USD 1 per hari atau setar Rp 15.207.
Jika dihitung dalam setahun maka petani hanya mendapatkan penghasilan USD 341 atau setara Rp 5 juta.
Baca Juga: Apakah Prabowo Bakal Lanjutkan Pondasi Ekonomi era Jokowi?
"Yang kita lihat adalah bahwa pendapatan banyak petani marjinal sering kali jauh di bawah upah minimum, bahkan sering kali berada di bawah garis kemiskinan," ucap dia.
"Menurut Survei Terpadu Pertanian 2021, yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, pendapatan rata-rata petani kecil kurang dari USD 1 sehari atau USD 341 setahun," jelas Carolyn.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Pelatihan Gratis Perawat Lansia: KemenPPPA Kirim Caregiver ke Singapura, Gaji Dua Digit
-
Lowongan Kerja Freeport September 2025 dan Gaji Fantastis Penempatan Smelter Gresik
-
PANI Siapkan Proyek Ambisius di Tepi Laut Untuk Investasi Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang