Suara.com - PT Bank Mega Syariah menggandeng PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), perusahaan manajer investasi untuk sediakan produk investasi reksa dana syariah.
Direktur Bisnis Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji mengatakan, Reksa dana syariah dari MAMI diharapkan dapat memberikan alternatif investasi yang lebih beragam bagi nasabah Bank Mega Syariah sekaligus mendukung pertumbuhan sektor keuangan syariah di Indonesia.
"Dengan diluncurkannya produk reksa dana syariah ini, kami dapat memfasilitasi nasabah yang memiliki beragam kebutuhan dalam pengelolaan keuangannya. Selain itu, produk reksa dana ini juga dapat meningkatkan brand image, loyalitas, serta pangsa pasar baru yang pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap pendapatan bank," ujar Pramono yang dikutip, Selasa (1/10/2024).
Pria yang akrab disapa Oney ini menuturkan, dalam memasarkan reksa dana syariah ini, Bank Mega Syariah menargetkan seluruh nasabahnya baik dari segmen priority banking maupun general banking, termasuk nasabah baru dan existing.
"Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mendukung inklusi keuangan dengan menyediakan produk investasi yang dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk mereka yang baru pertama kali berinvestasi. Produk reksa dana syariah diharapkan dapat menjadi solusi investasi yang komprehensif bagi nasabah dari berbagai latar belakang. Nasabah juga dapat melakukan diversifikasi investasi ke dalam berbagai jenis efek sesuai dengan profil risiko masing-masing," imbuh dia.
Sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal, total dana kelolaan reksa dana syariah di Indonesia tercatat sebesar Rp 44,9 triliun, tumbuh sekitar 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Oney, potensi reksa dana syariah Indonesia yang masih besar dan juga reputasi MAMI di industri reksa dana Indonesia membuat pihaknya optimis dapat menarik nasabah yang pada akhirnya berdampak positif terhadap pendapatan bank, khususnya melalui fee based income.
Per Juni 2024, fee-based income (FBI) dari aktivitas funding Bank Mega Syariah tumbuh signifikan sebesar 20 persen secara year-on-year (YoY). Salah satu FBI dari aktivitas pemasaran di Bank Mega Syariah berasal dari produk wealth management, khususnya bancassurance. FBI dari bancassurance meningkat sebesar 38,57 % (YoY) pada Juni 2024.
Reksa dana sendiri merupakan salah satu produk wealth management yang dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis Bank Mega Syariah. Ke depan, diharapkan produk reksa dana juga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan FBI.
Baca Juga: Biar Nggak Boncos, PPRE Beri Edukasi Investasi Pasar Saham ke Investor
Hingga saat ini, Bank Mega Syariah menjadi bank syariah pertama dalam kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 yang menawarkan produk reksa dana.
MAMI memiliki variasi reksa dana syariah yang beragam, dari reksa dana syariah pasar uang yang cocok bagi investor konservatif, reksa dana syariah sukuk, hingga reksa dana syariah saham, baik onshore maupun offshore, bagi investor berkarakter agresif.
"Kami juga memiliki beberapa reksa dana syariah dengan fitur dividen, sehingga dapat dijadikan alternatif diversifikasi income bagi investor," ujar Justitia Tripurwasani, Direktur dan Kepala Unit Pengelolaan Investasi Syariah MAMI
Kolaborasi bersama Bank Mega Syariah ini menjadikan jumlah mitra distribusi MAMI berjumlah 37, yang terdiri dari 25 mitra bank dan 12 mitra non-bank. Manulife menghadirkan enam reksa dana syariah unggulan, yaitu Manulife Dana Kas Syariah (MDKS) di kelas aset pasar uang, Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI) di kelas aset sukuk, Manulife Syariah Sektoral Amanah kelas A (MSSA Kelas A) di kelas aset saham onshore.
Kemudian, Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS Kelas A3 (MANSYAG Kelas A3), Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS kelas A1 (MAGOLD Kelas A1) dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) di kelas aset saham offshore. MSSI dan MANSYAG Kelas A3 memiliki fitur dividen berkala.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Bukan ke Luar Negeri, Kini Orang RI Rela 'Tumpah Ruah' Wisata di Dalam Negeri, Ini Alasannya!
-
RI Gali Investasi Hilirisasi Alumunium di Jepang
-
DPR Setujui Anggito Abimanyu Jadi Ketua Dewan Komisioner LPS 2025-2030
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
BGN Bentuk Tim Sendiri Teliti Keracunan MBG: Apa Betul Keracunan atau Alergi?
-
Lagi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 3,5 Persen
-
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
-
Pemda Kaltim Protes Dana Transfer Daerah Dipotong: Kami Penyumbang Penerimaan Negara!
-
Didorong Keputusan The Fed, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
-
Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600