Suara.com - Para pengamat minyak kini melihat ancaman nyata terhadap pasokan minyak mentah setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel, yang meningkatkan konflik di Timur Tengah.
Iran pada hari Selasa meluncurkan serangan terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan seorang komandan Iran di Lebanon baru-baru ini.
Infrastruktur minyak Iran mungkin akan segera menjadi sasaran Israel karena mempertimbangkan tindakan balasan, kata para analis kepada CNBC yang dikutip Rabu (2/10/2024).
"Konflik Timur Tengah akhirnya dapat memengaruhi pasokan minyak," kata Saul Kavonic, analis energi senior di MST Marquee. "Ruang lingkup gangguan material terhadap pasokan minyak sekarang sudah dekat."
Perkembangan terbaru ini dapat menjadi pengubah permainan, setelah periode "kelelahan risiko geopolitik" yang berkepanjangan di mana para pedagang menepis ancaman gangguan pasokan minyak yang berasal dari situasi di Timur Tengah serta Ukraina, katanya.
Hingga 4% dari pasokan minyak global terancam karena konflik sekarang secara langsung menyelimuti Iran, dan serangan atau sanksi yang lebih ketat dapat menaikkan harga kembali ke $100 per barel, tambah Kavonic.
Serangan rudal terbaru Iran menyusul pengerahan pasukan darat Israel ke Lebanon selatan, yang mengintensifkan serangannya terhadap Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran. Sebagian besar dari 200 rudal yang diluncurkan dicegat oleh pertahanan Israel dan AS, dan tidak ada laporan korban jiwa di Israel akibat serangan tersebut.
Serangan itu terjadi setelah Israel mengerahkan pasukan darat ke Lebanon selatan, yang meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran.
Harga minyak naik lebih dari 5% pada sesi sebelumnya setelah serangan rudal, sebelum turun menjadi 2%. Patokan global Brent sekarang diperdagangkan 1,44% lebih tinggi pada $74,62 per barel, sementara minyak berjangka West Texas Intermediate AS naik 1,62% menjadi $70,95 per barel.
Baca Juga: Tegas! Iran Ancam Serang Lebih Dahsyat Jika Israel Berani Membalas
Sejak konflik bersenjata Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, gangguan pada pasar minyak telah terbatas. Pasar minyak juga tetap tertekan karena peningkatan produksi dari AS menambah gambaran pasokan, dan permintaan Tiongkok yang melambat telah menekan harga, kata Andy Lipow, presiden di Lipow Oil Associates.
Iran adalah produsen terbesar ketiga di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, memproduksi hampir empat juta barel minyak per hari, menurut data dari Badan Informasi Energi.
Analis lain menyuarakan peringatan Kavonic.
"Ketika Israel beralih dari Gaza ke Lebanon dan Iran, perang memasuki fase baru yang lebih terkait energi," kata Bob McNally, presiden Rapidan Energy Group, kepada CNBC, seraya menambahkan bahwa ia memperkirakan pembalasan Israel atas serangan rudal itu akan "sangat besar."
"Ini akan memburuk sebelum membaik," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
Terkini
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
PPN Buka Suara Soal Rencana Pemerintah Stop Impor Solar pada 2026
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Fenomena Discouraged Workers: Mengapa Jutaan Warga RI Menyerah Cari Kerja?
-
Prabowo Mau Temui Donald Trump, Bahas 'Kesepakatan Baru' Tarif Dagang?
-
Di Balik Tender Offer Saham PIPA Oleh Morris Capital Indonesia
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Geliat Properti Akhir Tahun: Strategi 'Kota Terintegrasi' dan Akses Tol Jadi Magnet Baru
-
AS Incar Mineral Kritis Indonesia demi Diskon Tarif Ekspor Sawit dan Kopi