Suara.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui penerapan teknologi pertanian presisi "PreciX" kembali berhasil meningkatkan produktivitas dalam budidaya padi. Hasil positif ini dapat dilihat pada kegiatan "Panen Riset PreciX - Agrosolution" di Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang.
Demplot di Sukamandi dilaksanakan di lahan seluas 11,68 Ha. Panen dengan cara atau kebiasaan petani sebelumnya hanya memperoleh hasil 5,1 ton/Ha, sementara dengan teknologi pertanian presisi atau precision farming didapatkan panen sebesar 5,6 ton/Ha, atau terjadi peningkatan produktivitas hampir 10 persen.
"Tujuan utama dari teknologi pertanian presisi ini adalah untuk mendukung program Pemerintah dalam mempercepat tercapainya swasembada pangan di Indonesia," ujar SVP Indonesia Fertilizer Research Institute (IFRI) Pupuk Indonesia, Gita Bina Nugraha dalam keterangannya, Jumat (25/10/2024).
Dengan penerapan pertanian presisi pada Program Agrosolution, Pupuk Indonesia bersama stakeholder berupaya meningkatkan hasil panen sekaligus menciptakan ekosistem pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan. Melalui langkah ini, Pupuk Indonesia memberikan nilai tambah maksimal tidak hanya melalui peningkatan hasil panen tapi juga pendapatan bagi petani.
Program Agrosolution sendiri merupakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, melibatkan perbankan, lembaga asuransi hingga offtaker. Dengan demikian penda Petani dipastikan pendapatan petani juga meningkat. Dari demplot ini ada peningkatan penghasilan petani sekitar 11 persen.
"Dengan teknologi dan kolaborasi ini, petani tidak hanya mendapatkan hasil panen lebih tinggi, tapi juga harus lebih menguntungkan. Oleh karena itu ada peran stakeholder yang berkontribusi," tandasnya.
Ia menjelaskan, PreciX merupakan teknologi yang dikembangkan untuk mendeteksi kandungan atau status hara N, P, dan K pada tanaman padi. Teknologi yang memanfaatkan alat drone ini mampu memberikan rekomendasi pemupukan dengan cepat dan presisi.
Implementasinya, teknologi ini mendukung layanan Mobil Uji Tanah (MUT) yang juga ada pada pendampingan budidaya Makmur/Agrosolution. Apabila PreciX mendeteksi kebutuhan hara pada tanaman, sementara MUT ini mendeteksi kandungan hara pada tanah.
Di Sukamandi ini Pupuk Indonesia juga memanfaatkan teknologi pertanian presisi untuk melakukan mapping di lahan seluas 592 Ha. Diperoleh rekomendasi pemupukan per hektarnya NPK sebanyak 373 kg, Urea 189,61 kg, dan KCl 64,53 kg. Sebagai perbandingan, petani sebelumnya mengaplikasikan pupuk NPK 300 kg, Urea 200kg, dan KCl 100 kg.
Baca Juga: Kementan Nilai Kebijakan Rokok Baru Bisa Ganggu Sektor Pertanian
Sementara itu, pengembangan teknologi pertanian presisi dimulai dari arahan Kementerian BUMN Republik Indonesia, dimana unit-unit riset pada klaster pangan dan pupuk diharapkan dapat berkolaborasi, yang kemudian dituangkan dalam Indonesia Food and Fertilizer Research Institute (IFFRI). Anggotanya adalah IFRI Pupuk Indonesia, RNI Food Research Institute (RFRI), dan Bulog Food Research Institute (BFRI).
Adapun Pupuk Indonesia bersama anggota holding tahun 2024 ini melakukan riset pertanian presisi di berbagai tempat di Indonesia, dengan beragam komoditas. Rinciannya di 46 titik demonstration plot (demplot) yang tersebar di 12 provinsi. Adapun komoditas yang menjadi riset tidak hanya padi, tapi juga kepala sawit, tebu, dan jagung.
Dari total riset tersebut, Pupuk Indonesia telah menggelar demplot pertanian presisi di luas lahan 8.265 Ha dan sudah melakukan mapping di lahan seluas 252.647 Ha. Hasil riset ini diperoleh peningkatan produktivitas kurang lebih 13,5 persen.
"Harapannya, pola budidaya ini digunakan berkelanjutan, selain untuk mencapai produktivitas pertanian, lahan tersebut juga harus dapat mendukung hasil pertanian yang berkelanjutan, tidak hanya untuk generasi saat ini, tapi juga untuk generasi setelah kita," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Pembobolan Rp 70 Miliar di RDN BCA Akibat Serangan Siber, Pihak Ini Tanggung Kerugian Nasabah
-
Bahlil: Biodiesel Bikin Devisa Negara Hemat 40,71 miliar Dolar AS
-
Bahlil: Impor Minyak 1 Juta Barel per Hari Bikin Devisa Negara 'Bocor' Rp 776 Triliun per Tahun
-
Lewat NextDev, Telkomsel Cetak Technopreneurs Unggul dengan Kurikulum Inovasi Berbasis AI
-
Percepat Swasembada Pangan, Mentan Pastikan Indonesia Siap Hentikan Impor Beras
-
OJK: Kerugian Akibat Scam Tembus Rp 6,1 Triliun
-
Izin 190 Perusahaan Tambang Dibekukan, Bahlil: Hutan Rusak, Siapa Tanggung Jawab?
-
Naik 15,6 Persen, Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 7,7 Juta Periode Juli-September
-
PP 39/2025 Terbit, Pemerintah Prioritaskan Stok Batu Bara untuk BUMN Energi dan Industri Strategis
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Akhirnya Ditutup Menguat Didorong Keperkasaan Rupiah