Suara.com - Nasib perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex diambang kebangkrutan.
Perusahaan kain legendaris asal Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut baru saja dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang.
Bangkrutnya Sritex ini menjadi perhatian publik beberapa hari terakhir. Pasalnya, perusahaan yang berdiri pada 1966 itu pernah sangat terkenal di masa jayanya. Kain produksinya banyak diburu.
Bahkan, Sritex pernah menjadi produsen seragam militer berkualitas tinggi untuk negara-negara anggota NATO dan Jerman.
Siapa Pendiri Sritex?
Sritex didirikan oleh Muhammad Lukminto atau yang dikenal sebagai HM Lukminto pada 1966. Awalnya perusahaan ini berupa Usaha Dagang (UD) Sri Rejeki Isman di Pasar Klewer, Solo.
Karier Lukminto dimulai dari berdagang batik di Pasar Klewer, Solo. Dia mengikuti jejak sang kakak, Ie Ay Djing atau Emilia yang lebih dulu menjadi pedagang di pasar batik dan tekstil tersebut.
Konon, Lukminto kala itu mengawali usahanya dari modal Rp100 ribu di tahun tersebut yang diberikan orang tuanya. Dia memulai berjualan dengan berkeliling ke Pasar Klewer dan Kliwon.
Baru sekitar Tahun 1967, Lukminto memiliki dua buah kios di Pasar Klewer. Sejak saat itu usahanya kian berkembang pesat.
Baca Juga: Profil PT Sritex yang Kini Dinyatakan Pailit, Dikenal Sebagai Produsen Seragam Militer
Pada 1968, dia mulai membangun pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo. Tahun 1978, dia memperbesar usahanya menjadi perseroan terbatas yang terdaftar di Kementerian Perdagangan.
Tahun 1980-an, perusahaan ini pindah ke Desa Jetis, Sukoharjo dengan diberi nama PT Sri Rejeki Isman. Masih di periode tahun tersebut, pabrik tenun juga didirikan.
Nama Sritex semakin dikenal dunia ketika mereka menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan Angkatan Bersenjata Jerman pada tahun 1994.
Sritex mencapai puncak kejayaannya dengan melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dengan kode saham SRIL. Langkah ini semakin mengukuhkan Sritex sebagai raksasa industri tekstil nasional.
Presiden Prabowo Selamatkan Sritex
Sayang, kejayaan Sritex mulai runtuh awal 2021. Banyak faktor yang membuatnya bangkrut, salah satunya pandemi Covid-19 dan persaingan global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Terus Salurkan Bantuan, BRI Gelar Trauma Healing untuk Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera
-
OSL Group Perkuat Jejak Global, Bawa Standar Kepatuhan Hong Kong ke Pasar Kripto RI
-
Efek Domino Logam Mulia, Harga Minyak Dunia Melandai
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781
-
IHSG Memerah di Perdagangan Terakhir 2025, Cek Saham-saham Ini
-
PPRE Raih Kontrak Baru di Penghujung Tahun Senilai Rp 1,2 Triliun
-
Merger BUMN Berlanjut 2026, Targetnya Karya dan Transportasi
-
OJK Lirik Pekerja Informal untuk Masuk Dana Pensiun