Sementara, laba usaha yang dihasilkan sebesar Rp78,32 miliar, dimana mengalami penurunan Rp78,93 miliar atau 50,19% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp157,25 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan adanya penurunan pendapatan di segmen industrial
“Sampai dengan 30 September 2024, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp165,98 miliar, dimana mengalami peningkatan Rp102,65 miliar atau 162,08% bila dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp63,33 miliar," papar Herman.
Sempai dengan kuartal III-2024, Perseroan berhasil membukukan marketing sales sebesar Rp855 miliar. Pencapaian ini merupakan 40% dari target penjualan non-bulk sales. Demikian pemaparan yang disampaikan Direktur Perseroan, Fetrizal Bobby Heryunda.
Fetrizal Bobby Heryunda mengatakan, segmen residensial berhasil membukukan Rp648 miliar atau meningkat 18% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, namun mengalami penurunan 21% jika dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.
Kontribusi penjualan didominasi oleh Jakarta Garden City, diikuti oleh dua proyek unggulan lainnya yaitu Modernland Cilejit dan Kota Modern. Penopang marketing sales lainnya berasal dari segmen industrial yang membukukan Rp79 miliar atau tumbuh sebesar 2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menyusul industrial, segmen perhotelan, golf and country club serta segmentasi lainnya turut memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp128 miliar atau meningkat 17% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Fetrizal Bobby Heryunda menyampaikan, Perseroan memandang positif prospek dari penjualan properti residensial khususnya rumah tapak dan area komersial akan tetap menjadi tulang punggung dari industri properti dalam negeri.
Terlebih, hal ini didukung oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, serta dibentuknya Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang bertujuan untuk memperkuat koordinasi lintas kelembagaan, membuat regulasi dan membenahi data kekurangan rumah serta menjamin program pembiayaan yang tepat bagi Masyarakat.
Di sisi lain, sebagai bagian dari strategi pengembangan yang berfokus pada inovasi dan keberlanjutan, Perseroan terus berkomitmen untuk meluncurkan produk properti yang mencakup berbagai segmen pasar.
Baca Juga: Menteri Ara Ingatkan Pengembang: Bangun Rumah Subsidi Jangan Sampai Banjir
“Kami akan menghadirkan desain dan konsep baru yang lebih segar dan sesuai dengan perkembangan minat pasar dengan tetap memperhatikan daya beli konsumen agar produk Perseroan dapat diterima dengan baik di pasar yang dinamis ini. Tidak hanya itu, Perseroan juga terus mengedepankan kualitas dan keunggulan dalam setiap proyek, sehingga setiap produk yang Perseroan tawarkan dapat memberikan nilai lebih bagi para konsumen dan investor,” ungkap Fetrizal Bobby Heryunda optimis.
Dalam setiap langkah, jelasnya, Perseroan berupaya menghadirkan solusi properti yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Perseroan yakin dapat menjaga keberlanjutan pertumbuhan dan memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan sektor properti di Indonesia, serta menciptakan ruang hidup dan bisnis yang lebih baik untuk masyarakat.
Sementara itu, Direktur Perseroan, Pascall Wilson mengatakan, dengan lokasi yang strategis, infrastruktur yang memadai, ketersediaan tenaga kerja terampil, beragam fasilitas pendukung, perhatian terhadap aspek lingkungan, serta konsep pengembangan berkelanjutan, membuat Perseroan optimis jika ModernCikande Industrial Estate akan tetap menjadi pilihan utama bagi investor dan pelaku bisnis untuk mengembangkan serta melakukan ekspansi usahanya di koridor barat Greater Jakarta.
Sebagai informasi, kawasan industri ModernCikande di Serang, Banten, telah terintegrasi secara menyeluruh dengan infrastruktur berkualitas serta berbagai fasilitas pendukung. Dari total lahan seluas 3.175 hektar, sekitar 40 persen telah dikembangkan, dengan sisa landbank mencapai sekitar 1.900 hektar.
Saat ini, ModernCikande dihuni oleh lebih dari 350 perusahaan, baik lokal maupun multinasional, dengan berbagai jenis usaha. Perusahaan yang mendominasi kawasan ini meliputi sektor makanan dan minuman, diikuti oleh sektor kimia, baja, produk logam & smelter, serta bahan bangunan & rumah tangga. Kawasan ini juga menyediakan kavling industri untuk produk makanan dan minuman, obat-obatan, serta kosmetika.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
Terkini
-
Purbaya Tantang Balik Rocky Gerung: Kalau Ekonomi Tumbuh 5-6 Persen, Harus Minta Maaf ke Saya
-
Proyek Jalan Tol Japeksel Capai 90 Persen, Jakarta-Bandung Bisa Jadi 45 Menit
-
Setelah Jadi Buron Hampir 1 Tahun, Bos Investree Adrian Gunadi yang Gelapkan Rp 2,7 T Ditangkap
-
Hotman Paris Ngeluh Bunga Deposito Turun, Menkeu Purbaya: Sabar, Rugi Sedikit!
-
Kopi Toejoean: UMKM Lokal Makin Kuat Bersama Rumah BUMN BRI
-
Harga Saham EMAS Tembus Rp 3.300, Analis Beberkan Prospek ke Depannya
-
Jadi Beban BUMN-BUMN, Ekonom Sarankan Transaksi Energi Primer Gunakan Rupiah
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Menkeu Purbaya Bikin Kejutan! Kebijakan Baru Ini Bikin Saham Rokok Berjaya, IHSG Ikut Menghijau
-
Tokocrypto Listing Token SOON, Buka Pintu Investor RI Jajal Teknologi Blockchain