Suara.com - Bukalapak resmi menutup layanan marketplace-nya per 7 Januari 2025. Pengumuman penghentian itu disampaikan perusahaan melalui laman resminya.
Selanjutnya, perusahaan akan berfokus pada layanan produk virtual, seperti pulsa, token listrik, dan pembayaran tagihan.
Meski begitu, Bukalapak tidak serta merta langsung menutup layanan marketplace-nya. Masih ada masa transisi hingga 9 Februari 2025 sebelum benar-benar ditutup. selama itu, pemilik lapak bisa menyelesaikan traksaksi yang masih berjalan.
Namun, pemilik lapak di marketplace-nya sudah tidak bisa menambahkan produk baru di etalasenya pada 1 Februari 2025.
"Ke depannya, pelanggan masih dapat melakukan transaksi untuk pembelian pulsa, token listrik, pembayaran tagihan BPJS Kesehatan, dan berbagai layanan publik lainnya melalui Bukalapak," tulis keterangan Bukalapak.
Tutupnya marketplace Bukalapak ini tentu mengejutkan, sebab perusahaan e-commerce sejak awal berdiri bergerak di bidang tersebut.
Bukalapak memiliki sejarah panjang. Berikut ini ulasannya dirangkum dari sejumlah sumber.
Pendiri Bukalapak
Bukalapak didirikan oleh tiga orang, yakni Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid. Ketiganya merupakan alumni Institute Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Informatika.
Baca Juga: Nasib Bukalapak, Dari Platform Apa Aja Ada Kini Hanya Jualan Pulsa
Ketiganya mendirikan startup Bukalapak pada 2010. Namun sebelum itu mendirikan itu, ketiga teman kuliah itu pernah beberapa kali membangun proyek bersama, seperti SMS Gateaway.
Hingga kemudian mendirikan Bukalapak dengan role model dari Amazon dan eBay. Namun, dengan konsep lebih Indonesia, yakni mewadahi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kampanye mengajak pengusaha kecil dan menengah ditingkatkan. Bukalapak lalu mendapat traffic yang cukup signifikan. Pada 2011, proyek ini resmi menjadi perseroan terbatas (PT).
Awal berdirinya bukalapak tidak berjalan mudah. Kesulitan pendanaan sempat menerpa di tahun-tahun pertama. Akhirnya kesulitan tersebut mulai terjawab setelah Batavia Incubator tertarik untuk menanamkan modal. Perusahaan yang memfokuskan diri untuk menginkubasi layanan internet/mobile di Indonesia itu menjadi investor pertama Bukalapak.
Tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Ventures, asal Jepang. Dua tahun kemudian perusahaan ini mendapat investor yang merupakan bagian pendagaan Seri A, yakni Aucfan, IREP 500 Startup, dan GREE Ventures.
Februari 2015, Bukalapak mengumumkan pendanaan seri B dari PT Kreatif Media Karya (KMK Online), yang merupakan anak usaha EMTEK. Pada 2017, menyandang status perusahaan unicorn.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026