Suara.com - Bank Indonesia (BI) kembali mengejutkan pasar dengan mengurangi suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Keputusan ini dihasilkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Selain itu, suku bunga lending facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen, sedangkan suku bunga deposit facility turun 25 bps ke level 5 persen.
Langkah ini menuai beragam reaksi dari para pelaku pasar dan ekonom internasional karena sebagian besar prediksi sebelumnya memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di level 6 persen. Penyebab BI rate turun pun menjadi perbincangan hangat.
Penyebab BI Rate Turun
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa penurunan suku bunga acuan ini didasarkan pada sejumlah faktor global dan domestik serta data ekonomi akhir tahun. Perry menyebut keputusan ini sesuai dengan pandangan BI yang menyeimbangkan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan.
Dari sisi global, Perry menyoroti dinamika kebijakan Amerika Serikat setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden serta arah kebijakan Federal Reserve terkait Fed Fund Rate (FFR). Sementara itu, di dalam negeri, inflasi yang rendah menjadi alasan utama penurunan BI Rate. Inflasi yang stabil memberikan ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga tanpa risiko besar.
Perry juga menegaskan bahwa nilai tukar rupiah tetap stabil dan sesuai dengan fundamental ekonominya. Selain itu, survei ekonomi BI menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah pada tahun ini, terlihat sejak kuartal IV-2024. Faktor-faktor ini menjadi penyebab utama mengapa BI Rate turun ke level 5,75 persen.
Dampak Kebijakan terhadap Ekonomi Domestik
1. Daya Beli Masyarakat
Penurunan BI Rate diprediksi meningkatkan daya beli masyarakat. Peneliti BRIN, Ragimun, menyebut peningkatan daya beli sebesar 2-3 persen sudah cukup signifikan. Bunga kredit yang lebih rendah akan memudahkan masyarakat mengakses pembiayaan untuk konsumsi atau usaha.
Baca Juga: Utang Indonesia Merangkak Naik Tembus Rp 6.947 Triliun
2. Pertumbuhan Kredit Perbankan
Pengamat perbankan Arianto Muditomo menyatakan kebijakan ini dapat mendorong pertumbuhan kredit, terutama kredit konsumsi seperti KPR dan kredit kendaraan bermotor. Namun, ia mengingatkan pentingnya pengelolaan risiko kredit di tengah ketidakpastian ekonomi global.
3. Investasi dan Lapangan Kerja
Penurunan suku bunga juga diharapkan memacu investasi pengusaha. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, peluang penciptaan lapangan kerja baru semakin besar, meskipun dampaknya bergantung pada sentimen pasar.
Penurunan BI Rate turun menjadi 5,75 persen adalah strategi penting untuk mendorong permintaan domestik di tengah tantangan ekonomi. Perry Warjiyo menekankan pentingnya menjaga inflasi rendah dan nilai tukar stabil sembari terus mendukung pertumbuhan.
Namun, ekonom dan pelaku pasar mengingatkan adanya risiko depresiasi rupiah serta ketidakpastian global yang masih berpotensi mempengaruhi efektivitas kebijakan ini. Respons pasar domestik dan stabilitas ekonomi global akan menjadi kunci keberhasilan langkah ini. Jika berhasil, penyebab BI Rate turun ini dapat menciptakan momentum pertumbuhan yang signifikan bagi ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera