Suara.com - Persiapan cokelat nampaknya akan menjadi pahit saat hari valentine. Hal ini dikarenakan harga cokelat akan mengalami kenaikan.
Terlebih di beberapa negara yang mengalami kenaikan harga cokelat cukup besar. Tentunya kenaikan harga cokelat membuat pasangan kekasih bisa krisis keuangan saat kencan.
Dilansir CNN Internasional jelang Valentine, perkirakan harga cokelat akan naik sekitar 10-20% dari tahun lalu.
Lantaran harga kakao telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun 2024. Menurut Intercontinental Exchange, harga kakao berjangka pada hari Senin diperdagangkan dengan harga kurang dari 10.000 ribu dollar atau sekitar Rp 163 juta per metrik ton.
Namun, harga tersebut dapat berubah dengan sangat cepat. Selain itu, harga kakao mencapai rekor tertinggi 12.646 dollar AS per metrik ton pada bulan Desember.
Cuaca buruk selama bertahun-tahun di wilayah penghasil kakao utama di Afrika Barat dan penyakit virus tunas kakao yang membengkak telah menghambat produksi.
Dalam dua tahun terakhir, biaya pembuatan cokelat telah meningkat lebih dari 167%, menurut Indeks Harga Produsen.
Sebagai tanggapan, pengecer telah menaikkan harga cokelat. Dalam laporannya tahun 2024, perusahaan cokelat Swiss Lindt mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan yang ditandai dengan biaya kakao yang mencapai rekor tertinggi.
"Kenaikan harga yang substansial, dan melemahnya sentimen konsumen," katanya.
Baca Juga: 6 Promo Valentine 2025: Makan Marugame Udon hingga Jajan D'Crepes Bareng Pasangan Lebih Murah
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka telah menaikkan harga dan memperkirakan tren tersebut akan terus berlanjut pada tahun 2025. Sekotak cokelat truffle berbentuk hati Lindt Valentine seberat 5,7 ons harganya 21,99 ribu dollar atau sekitar Rp 385 ribu.
Sedangkan cokelat merek Hershey's mengatakan bahwa mereka membeli kakao hampir setahun sebelumnya.
Jadi harga di toko pada Hari Valentine ini tidak akan mencerminkan harga kakao saat ini. Sebatang cokelat Hershey seberat 1 pon harganya 14,99 dollar AS atau sekitar Rp 244 ribu.
"Kami terus bekerja sama dengan mitra ritel kami untuk memastikan bahwa kami menawarkan berbagai produk yang sesuai dengan acara dan titik harga yang tepat bagi konsumen kami," kata Hershey's dalam sebuah pernyataan.
Berita Terkait
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Harga Mobil Bekas Honda Jazz Generasi Pertama hingga Terakhir: Versi I-DSI Murmer Bikin Ngiler
-
Toyota AE86 Masuk Wishlist 2026? Simak Dulu 4 Fakta Penting Ini, Harganya Wadidaw
-
Harga Pangan Merosot Jelang Akhir Tahun, Ini Daftarnya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak