Suara.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak tidak berpolemik tentang kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pasalnya, Danantara merupakan lembaga baru, sehingga wajar jika banyak kekurangan.
Luhut pun berkelakar, jika memang banyak pihak yang ingin lembaga Danantara itu sempurna, maka tinggal di Surga.
"Ya kita semua harus kompak saja, bahwa kurang saya kira pastilah sudah kurang. Kalau tidak kurang ya kau pikir ke surga aja, tapi kalau saya belum mau buru-buru ke surga. Jadi kalau anda pengin semua perfect, ya kau pilih surga saja buru-buru sana," ujarnya Luhut di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Adapun, BPI Danantara akan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025 nanti.
Menurut Luhut, Danantara bisa menjadi baru bagi negara untuk mencari pendanaan. Karena, Danantara ke depan bisa menginvestasikan dana yang dimiliki BUMN.
"Ini satu langkah lagi yang sangat baik dengan kita memasukkan international standard management masuk di perusahaan-perusahaan negara ini. Nah ini saya pikir juga satu langkah besar yang hebat yang diputuskan oleh Presiden," jelas dia.
Luhut membeberkan, selain mengelola investasi Danantara juga mengolah aset-aset negara yang dipegang perusahaan pelat merah. Dirinya merasa yakin aset-aset itu bertumbuh sangat signifikan.
"Kita sekarang ada 62 gigawatt green energy pipeline, mungkin 60 sampai 70 gigawatt, hidropower, geothermal, solar panel semua. Dengan dana yang ada di Danantara nanti, ya kita tidak perlu cari-cari cawe-cawe sana, tinggal bicara teknologi kita bisa investasi," beber dia.
Tak hanya itu, Luhut bilang, pemerintah juga tak repot-repot untuk mencari pendanaan untuk mebiayai program prioritasm seperti hilirisasi.
Baca Juga: Heboh Tagar Indonesia Gelap, Luhut: Kau yang Gelap!
"Kita tidak perlu bercapek-capek cari uang, karena tadi bisa Danantara juga menjadi sumber finance. Tentu kita bikin hitung yang cermat, itu makanya saya lihat pengurus-pengurus Danantara itu harus betul-betul orang yang profesional, dan mereka punya kewenangan joint venture (JV)," pungkas Luhut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat