Suara.com - Alumni Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Tekagama) bersama Persatuan Insinyur Indinesia (PII) pada hari Sabtu 22 Februari 2025 di gedung Fakultas Teknik UGM menyelenggarakan forum dialog Tekagama Forum Gas & Petrokimia dengan judul "Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional".
Berbagai tokoh penting dari berbagai pemangku kepentingan hadir memberikan masukan dan gagasan serta solusi guna hilirisasi industri petrokimia dalam negeri bisa tumbuh berkembang .
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri bidang Perindustrian Saleh Husin menjadi salah satu pembicara dengan topik "Atmosfir dan Dukungan Dunia Usaha untuk Percepatan Hilirisasi Gas Alam."
Saleh dalam paparannya menyampaikan Indonesia yang memiliki cadangan gas sebesar 142, 72 TSCF yang baru dimanfaatkan baru sebesar 5, 494 BBTUB, dimana 68, 2 % dari jumlah tersebut digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 31, 8% untuk pasar ekspor.
Sementara produksi energi dari gas alam sebesar 10,1 % dimana 71% melalui energi batubara dan sektor industrilah yang paling banyak mengkomsumsi energi diikuti sektor transportasi.
Mantan Ketua MWA UI Saleh Husin juga menyampaikan potensi hilirisari minyak dan gas bumi masih sangat terbuka lebar. Dari gas alam dapat dihilirisasi menjadi LNG, amoniak, CO2 dan methanol yang dihulu dan masih bisa dihilirisasi kebawah menjadi urea, amonium nitrat, soda ask, DME, acetic acid, biodiesel dan terus di-downstream menjadi melamine, NPK, fuel dan lain lain sesuai produk industri yang akan dikembangkan.
Saleh menambahkan untuk itu kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan. Agar keinginan Bapak Presiden Prabowo Subianto guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8% maka industri di Tanah Air harus tumbuh dan berkembang dan konstribusi terhadap PDB harus minimal 29%.
Sementara saat ini masih ada beberapa kendala yang dialami dunia usaha didalam negeri yakni:
Pertama, harga energi gas kita masih mahal jika dibandingkan dengan negara negara pesaing kita disekitar kawasan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Baca Juga: Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia
Kedua, bahan baku industri kadang sulit didapat akibat kebijakan ego sektoral dan kalau dapat pun harga sudah tidak ekonomis lagi.
Ketiga logistik cost kita masih mahal dan sektor industri penerima HGBT agar diperluas sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.
"Serta keempat adanya kepastian berusaha dikarenakan peraturan yang berubah ubah. Semua ini kami sampaikan sebagai sebuah pemikiran ilmiah demi cintanya kepada Tanah Air agar target 8% yang diinginkan Bapak Presiden Prabowo dapat tercapai," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Saleh Husin.
Disela kegiatan tersebut Dr. Saleh Husin juga menyampaikan buku Hilirisasi Sawit , Cegah Midle Income Trap kepada Rektor UGM Prof. Ova Emelia.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025