Suara.com - Pasca pandemi Covid-19, banyak hal berubah dalam cara orang bekerja, bepergian, dan menikmati kehidupan, terutama di Bali.
Salah satu perubahan yang mencolok adalah keinginan untuk menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan pribadi, dan pengalaman baru yang menginspirasi. Bali, yang sebelumnya dikenal hanya sebagai destinasi wisata, kini mulai dilihat sebagai tempat yang cocok untuk tinggal dan bekerja secara semi-permanen.
Bali menjadi pilihan ideal karena fasilitas pendukung konsep work-life balance sudah sangat mudah ditemukan di Pulau Dewata ini. Menurut data Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang dirilis akhir 2024, jumlah wisatawan yang datang ke Bali untuk wellness tourism meningkat hampir 30% dibandingkan tahun 2023. Tidak hanya wisatawan mancanegara, wisatawan lokal juga semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik.
Konsep work-life balance yang dulu sulit dipahami, kini menjadi kebutuhan mendesak. Dengan semakin diterimanya kerja jarak jauh (remote work) dan pemahaman bahwa kekayaan lebih berarti pengalaman daripada sekadar aset, banyak keluarga mempertimbangkan untuk tinggal di Bali. Mereka mencari kehidupan yang lebih seimbang, dengan waktu berkualitas bersama keluarga sambil tetap produktif bekerja.
Industri properti di Bali pun terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Menurut laporan REID, pasar properti Bali tumbuh 4,9% pada tahun 2024.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pariwisata yang terus berkembang, menarik minat investor lokal dan internasional. Pemerintah juga fokus pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, dengan tujuan menarik wisatawan yang memiliki daya beli tinggi (high-spending tourists).
Pemerintah Provinsi Bali menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2025, termasuk 6,5 juta wisatawan mancanegara. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyebut target ini realistis mengingat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun sebelumnya.
OXO Group Indonesia, pengembang terkemuka di bidang real estat gaya hidup dan perhotelan, dengan bangga memperkenalkan konsep Wellness Living pertama di Indonesia. Proyek ini akan diluncurkan di Bali pada pertengahan tahun ini dan menjadi tolok ukur baru dalam kehidupan modern, di mana kesehatan bukan sekadar fasilitas, tetapi gaya hidup.
Menurut Global Wellness Institute, pasar real estat wellness berkembang pesat, dari $225 miliar pada tahun 2019 menjadi $438 miliar pada tahun 2023, dan diproyeksikan mencapai $913 miliar pada tahun 2028. Konsumen global semakin memprioritaskan gaya hidup sehat, membutuhkan ruang yang mendukung kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.
Baca Juga: Kualitas Internet di Bali Meningkat, IONnetwork Dukung Digitalisasi di Berbagai Sektor
Bali, yang sudah lama dikenal sebagai destinasi kebugaran dan keseimbangan hidup, menjadi tempat ideal untuk konsep ini. OXO Living menghadirkan pengembangan perumahan yang berfokus pada kebugaran, menggabungkan tradisi penyembuhan Bali dengan arsitektur modern, fasilitas mewah, dan layanan kesehatan terbaik.
Johanness Weissenbaeck, Pendiri dan CEO OXO Group Indonesia, menjelaskan bahwa Bali telah menjadi pusat gaya hidup global.
Banyak pengusaha dan profesional kini menggabungkan kehidupan kerja mereka dengan gaya hidup santai di Bali. "Sebut saja 'cuti panjang' atau 'pengaturan ulang kehidupan'—trennya jelas. Keluarga sukses memilih menukar ruang rapat dengan vila di tepi pantai, bekerja 80 jam seminggu dengan yoga pagi, dan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak," tambah Johanness.
Berita Terkait
-
Gaduh di Pulau Dewata: Kriminalitas Turis Asing Meningkat, Apa Solusinya?
-
Buktikan Kemampuan, 3 Klub Indonesia yang Bisa Dilatih Indra Sjafri usai Dicopot dari Timnas U-20
-
BRI Liga 1: Barito Putera Diharapkan Semakin Kuat, Siap Jamu Bali United?
-
LG Tingkatkan Performa TV Melalui Teknologi AI Terbaru dan AI Magic Remote
-
Kualitas Internet di Bali Meningkat, IONnetwork Dukung Digitalisasi di Berbagai Sektor
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Daftar Kementerian dan Instansi CPNS 2026, Diprediksi Bakal Buka Seleksi
-
BRI Sahabat Disabilitas, Dorong Difabel Berdaya Melalui Kegiatan Pelatihan dan Pemagangan
-
Influencer Tak Bisa Sembarangan, OJK: Harus Jujur Jika Endorse Produk Keuangan
-
Pakar Nilai Pengoperasian SPBU Kantong Bisa Tangani Masalah Stok BBM saat Bencana
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil