- Menteri ESDM Bahlil menyoroti perusahaan swasta menolak membeli BBM Pertamina sambil meminta kuota impor tambahan.
- Bahlil menegaskan bahwa negara tidak boleh dikendalikan pengusaha meskipun pemerintah juga harus adil.
- Pemerintah membatasi impor BBM untuk menjaga neraca perdagangan dan menghemat devisa negara.
Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kembali berbicara soal ketersedian BBM di SPBU swasta. Bahlil menyinggung soal adanya badan usaha swasta sempat menolak membeli BBM dari Pertamina, dan menginginkan diberi tambahan kuota impor.
"Kemarin ada swasta nggak mau beli minyak, seolah-olah nanti apa namanya pompa bensinnya... sudah enggak ada nanti, (jadi) jual tukang picit (pijit), jual es," ujar Bahlil saat berpidato pada agenda '40 BIG Conference 2025 bertajuk Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi' di Jakarta pada Senin (8/12/2025).
Dia pun menegaskan pengusaha tidak boleh mengendalikan negara. Tapi sebaliknya, kata Bahlil, negara juga tidak boleh sewenang-wenang terhadap pengusaha.
"Jual es, ya itu sudah, kau bikin aja tukang picit (pijat). Apa urusan sama gue? Negara nggak boleh dikendalikan oleh pengusaha," tegasnya.
Bahlil lantas mengungkit kuota tambahan 10 persen yang diberikan Kementerian ESDM.
"Masa kuota impor kami sudah kasih 10 persen lebih besar, masih minta juga. Emang negara ini enggak ada peraturannya apa?" kata Bahlil.
Bahlil pun mengaku bahwa pertanyaan itu akan viral di media sosial. Namun, dia mengaku memang sengaja menyampaikan hal itu.
"Nanti jual es, ya bagus juga. Lama-lama tangkinya kita kasih es semua, biar jual es saja gitu. Ini pasti ramai lagi nih sosial media.Memang aku sengaja. Enggak apa-apa. Epen kah?" kata Bahlil.
Bahlil memberikan penjelasan bahwa pemerintah bertujuan untuk menekan kuota impor guna menghemat devisa negara.
Baca Juga: Wamen ESDM: Investasi Hilirasi Nikel Diproyeksikan Tembus USD 618 Miliar pada 2040
"Jadi harus ada pesan begini, kepada para pengusaha. Negara itu mau mengendalikan impor dalam rangka apa? Untuk menjaga neraca perdagangan, neraca komoditas dan devisa kita," kata Bahlil.
Sebagaimana diketahui, kelangkaan BBM sempat terjadi di sejumlah SPBU swasta. Kelangkaan itu masih terjadi bahkan setelah Kementerian ESDM memberikan kuota tambahan sebesar 10 persen. Namun, kuota tambahan itu juga habis kembali.
Belakangan, sejumlah badan usaha swasta seperti Shel, Vivo, BP-AKR akhirnya menyuplai BBM dari Pertamina. Tercatat Pertamina telah menjual BBM ke badan usaha swasta sebanyak 430 ribu barel.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil
-
OJK Sanksi Tegas Lembaga Keuangan yang Abaikan Akses Inklusif Disabilitas
-
Emiten Ini Catat Kinerja Positif Keuangan, Bagikan Produk Gratis untuk Masyarakat
-
Mantapkan Papua Sebagai Hub Digital Kawasan Timur Indonesia, Layanan neuCentrIX Hadir di Jayapura
-
Purbaya Target Kantongi Rp 23 Triliun dari Bea Keluar Emas dan Batu Bara Tahun Depan
-
Indonesia Eximbank Dorong Potensi Ekspor Kemiri Nusa Tenggara Barat