Suara.com - Pemerintah Indonesia memasang target ambisius untuk meningkatkan produksi baja nasional dari 21 juta ton menjadi 27 juta ton pada tahun 2029.
Target ini bukan sekadar angka, melainkan sebuah langkah strategis untuk memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dodi Prasetyo mengatakan industri baja memiliki peran vital bagi ekonomi negara.
"Peningkatan kapasitas produksi dari 21 juta ton menjadi 27 juta ton pada 2029 merupakan tantangan besar. Ini menjadi pentingnya perencanaan dan investasi yang matang untuk mencapai target tersebut," kata Dodi dalam acara ISSEI 2025 di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Menurut Dodi peningkatan produksi baja nasional ini akan mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan pendapatan devisa negara.
Namun Dodi mengingatkan, bahwa peningkatan kapasitas produksi baja harus dibarengi dengan kualitas dan keberlanjutan menuju baja hijau. Sebab baja hijau bukan saja tuntutan global tapi juga peluang untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Karena itu dibutuhkan inovasi teknologi dan investasi dalam proses produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kolaborasi antara pemangku kepentingan, seperti pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat, harus diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri baja.
Asal tahu saja, Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 dijadwalkan digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan Jakarta, Hall A dan B, tanggal 21-23 Mei 2025. Kegiatan pameran selama 3 hari yang mengangkat tema “Bersama Industri Baja Nasional Membangun Fondasi Menuju Indonesia Emas” menampilkan ragam produk inovatif industri besi & baja beserta turunannya dari para produsen baja kelas dunia.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi platform strategis untuk industri baja nasional, dalam rangka memperkuat kapasitas industri baja nasional dan menjadikan momen untuk meningkatkan kualitas baja nasional sesuai Standar Nasional Indonesia. Mari kita bersama-sama mewujudkan untuk mendukung serta memajukan industri baja nasional.” tutur Suryo Purnomo, Executive Committee IISIA.
Baca Juga: Setelah Bank Emas Muncul, Harga Emas Antam Kembali Jatuh Hari Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Cara Refund Tiket MRT: KMT dan Tiket Digital
-
Harga Minyak Dunia Kembali Mendidih, Gegara Aksi AS Mau Akhir Perang Rusia-Ukraina
-
Riset: Perempuan Berisiko Dua Kali Lebih Besar Kehilangan Pekerjaan Akibat AI
-
GoFood Digitalisasi Ratusan UMKM Kuliner Dalam 5 Menit dengan Aplikasi GoFood Merchant
-
Diburu Purbaya, Pedagang Thrifting Pasar Senen Tuding China Perusak Pasar Produk Lokal
-
Marak Penipuan Online, Trading Kripto Kini Makin Ketat lewat Verifikasi Wajah
-
Dampak BI Rate Terhadap Pergerakan Pasar Saham Hari Ini
-
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
-
Keponakan Luhut Sebut RI Bakal Dibanjiri Investor Asing pada 2026, China Mendominasi
-
BI Guyur Likuiditas Rp 404 Triliun ke Bank-bank, Siapa Saja yang Dapat?